Jakarta (ANTARA) - Organisasi kerelawanan medis Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) menyatakan bahwa relawan dan organisasi kesehatan Indonesia itu di Jalur Gaza tetap ulet bekerja meringankan penderitaan rakyat Palestina meski di tengah keterbatasan akibat agresi Israel.
Dalam konferensi pers MER-C di Jakarta, Senin, relawan MER-C Marissa Noriti menyatakan bahwa sistem jejaring rumah sakit yang masih beroperasi di Gaza berhasil dipertahankan atas kerja keras Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan organisasi kemanusiaan lainnya.
“Kami memiliki sistem rujukan yang bagus yang dikoordinasikan oleh WHO, jadi itu juga mendukung pelayanan pasien. Sehingga, pasien-pasien yang tak tertangani di satu RS bisa dirujuk ke RS lapangan yang didukung LSM asing,” ucap Marissa yang menyampaikan pernyataannya melalui saluran video langsung dari Gaza Utara.
Relawan yang berperan sebagai staf penghubung tim MER-C dengan badan-badan lain itu menjelaskan, RS Indonesia kini menjadi rumah sakit rujukan utama di Gaza bagian utara di saat rumah sakit lapangan belum tersedia di kawasan itu.
Meski demikian, RS Indonesia tetap bekerja sama dengan RS lain di Gaza, seperti dengan RS Al Ahli Arab di Gaza City, untuk perawatan medis warga Palestina.
Marissa mencontohkan, karena RS Indonesia tak memiliki perangkat CT-scan yang beroperasi, pasien yang membutuhkan pemeriksaan tersebut akan dikirim ke RS Al Ahli Arab yang masih memiliki alatnya
“Kemudian, operasinya baru dilanjutkan di RS Indonesia,” ucap dia, menambahkan.
Dengan demikian, eratnya solidaritas antara organisasi kemanusiaan yang bertugas di Gaza amat membantu meringankan beban personel kesehatan dan relawan MER-C yang bekerja di RS Indonesia Gaza, ujar Marissa lebih lanjut.
Sementara itu, Marissa mengakui bahwa berdasarkan pengamatannya, rakyat Palestina di Gaza sangat tangguh di tengah dinamika serangan Israel yang mereka hadapi sehari-hari.
Ketangguhan tersebut juga terlihat saat rakyat Gaza kehilangan Ismail Haniyeh, pemimpin politik organisasi perlawanan Palestina Hamas, yang dibunuh Israel dalam serangan roket ke Iran pada 31 Juli.
“Bisa dibilang, ketangguhan warga Gaza itu sangat bagus, walaupun sempat jatuh, mereka akan cepat pulih meski di tengah keterbatasan,” kata dia.
Baca juga: Hamas tolak hadiri pembicaraan gencatan senjata Jalur Gaza pada 15 Agustus
Baca juga: Sebagian besar korban serangan di sekolah Gaza menderita luka bakar
Berita Lainnya
Saat Natal dan Tahun Baru, kelurahan-kecamatan di Jaksel diingatkan untuk gandeng aparat
19 December 2024 12:39 WIB
Presiden Prabowo bertemu PM Pakistan bahas kerja sama ekonomi dan perdagangan
19 December 2024 12:05 WIB
Warga Gaza dambakan perdamaian dan kehidupan normal
19 December 2024 12:00 WIB
Film "Perang Kota" akan jadi penutup festival film Rotterdam, Belanda ke-54
19 December 2024 11:38 WIB
Bandara Radin Inten perkirakan capai 95 ribu penumpang di libur akhir tahun
19 December 2024 11:29 WIB
Baznas dan Kemenag resmi luncurkan peta jalan zakat 2045
19 December 2024 11:20 WIB
IHSG Bursa Efek Indonesia melemah di tengah The Fed pangkas suku bunga acuan
19 December 2024 11:12 WIB
Nilai tukar rupiah melemah tajam karena The Fed beri pernyataan sangat "hawkish"
19 December 2024 10:35 WIB