Pasukan Rusia serang gudang amunisi dan pasukan Ukraina di Kharkov

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, Rusia

Pasukan Rusia serang gudang amunisi dan pasukan Ukraina di Kharkov

Arsip - Asap membumbung di Kiev akibat serangan udara Rusia. (ANTARA/Xinhua)

Donetsk (ANTARA) - Sebuah serangan diluncurkan terhadap pasukan Ukraina dan gudang amunisi di wilayah timur Ukraina, Kharkov (Karkiv) semalam lalu, ungkap koordinator perlawanan kepada Sputnik pada Senin. "Di Kharkov, terjadi serangan terhadap personel (Ukraina), dan sebuah gudang amunisi juga terkena serangan signifikan," kata Sergey Lebedev, koordinator jaringan bawah tanah pro-Rusia di Nikolaev (Mykolaiv), melalui pesan di Telegram.

Tidak ada detail lebih lanjut yang disediakan.

Pasukan Rusia telah menyerang infrastruktur dan aset yang sangat penting di seluruh Ukraina sebagai respons terhadap serangan militer Ukraina terhadap target sipil di Rusia.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rusia tidak mengincar aset sipil.

Hubungan Rusia dan Ukraina kian meruncing dalam lebih dari dua tahun terakhir.

Rusia menyerang Ukraina pada 24 Februari 2022, dan masih berlangsung hingga kini.

Konflik keduanya tidak lepas dari sejumlah permasalahan politik dan kekuasaan pasca bubarnya Uni Soviet dan Pakta Warsawa pada tahun 1991.

Ukraina merdeka melalui sebuah referendum yang disetujui mantan Presiden Rusia Boris Yeltsin melalui pembentukan CIS (Commonwealth of Independent States) yang terdiri dari Rusia, Ukraina dan Belarusia.

Namun, perpecahan terjadi karena Ukraina menganggap CIS adalah upaya Rusia untuk mengendalikan negara-negara di bawah kekaisaran Rusia dan Uni Soviet.

Pada Mei 1997, Rusia dan Ukraina menandatangani perjanjian persahabatan yang memungkinkan Rusia mempertahankan kepemilikan mayoritas kapal di armada Laut Hitam yang berbasis di Krimea Ukraina.

Hubungan kedua negara mulai memanas lagi pada 2014, ketika mencuat revolusi menentang supremasi Rusia. Massa antipemerintah berhasil menggulingkan mantan presiden Ukraina pro-Rusia, Viktor Yanukovych.

Revolusi itu juga membuka keinginan dari Ukraina untuk bergabung dengan Uni Eropa dan NATO. Menurut Al-Jazeera, hal itu membuat Putin berang dengan adanya prospek berdirinya pangkalan NATO di sebelah perbatasannya.

Saat Yanukovych jatuh pada 2014, Rusia menggunakan kekosongan kekuasaan untuk mengambilalih Krimea.

Rusia juga mendukung separatis di Ukraina timur yakni di Donetsk dan Luhansk, untuk menentang pemerintah Ukraina.

Baca juga: Produksi alat militer Rusia meningkat sebesar 60 persen sejak konflik Ukraina

Baca juga: China dan Rusia mulai latihan militer bersama di Laut


Sumber: Sputnik-OANA