Pensiunan BUMN di Pekanbaru ternyata dibunuh sopir, kabur ke berbagai kota

id Pembunuhan pensiunan BUMN,pembunuhan pekanbaru

Pensiunan BUMN di Pekanbaru ternyata dibunuh sopir, kabur ke berbagai kota

Polresta Pekanbaru saat pengungkapan kasus pembunuhan pensiunan BUMN. (ANTARA/Annisa Firdausi)

Pekanbaru (ANTARA) - Pria berinisial R (35) yang merupakan sopir Saiwan diamankan polisi lantaran diduga dalang di balik kematian pensiunan PTPN V tersebut.

Wakapolresta Pekanbaru AKBP Henky Poerwanto saat pengungkapan kasus, Rabu, menjelaskan R merupakan sopir korban. Adapun motif pembunuhan tersebut untuk menggasak harta korbannya.

Saiwan ditemukan tewas bersimbah darah di rumahnya dengan luka memar di bagian belakang kepalanya akibat hantaman asbak rokok yang terbuat dari kaca.

"Pelaku memanfaatkan situasi rumah korban yang sepi. Korban kebetulan tinggal sendirian, istrinya sedang berada di luar kota," terang AKBP Henky.

Henky menyebutkan, hantaman asbak tersebut diterima korban saat ia tengah makan. Setelah korban roboh, pelaku mencekik dan menutup wajah korban dengan menggunakan bantal.

Di tempat yang sama, Kasatreskrim Polresta Pekanbaru Kompol Bery Juana Putra mengatakan R menjadi sopir korban beberapa bulan belakangan.

Menurut Bery, pelaku sempat kabur dan berpindah tempat selama dua pekan ke Bengkulu usai melakukan pembunuhan.

Di Bengkulu, R meninggalkan mobil Suzuki Ertiga milik korban yang dibawanya ke rumah keluarganya. Ia lalu kabur ke Jakarta.

Lantaran curiga, keluarga R melapor ke polisi terkait mobil yang ditinggalkan itu. Polisi langsung datang menjemput mobil dan memburu R.

Dari Bengkulu, Pelaku kemudian berpindah tempat ke Subang, Jawa Barat. Pelarian Raka terus berlanjut hingga ke Banyuwangi, Jawa Timur.

"Pelaku ini kabur berpindah-pindah tempat dan terakhir ditangkap tim gabungan di Banyuwangi," tambah Bery.

Diberitakan sebelumnya, seorang pensiunan perusahaan PTPN V Pekanbaru bernama Saiwan ditemukan dalam keadaan tak bernyawa di rumahnya di Jalan Bunga Inem, Kelurahan Sialangmunggu Kecamatan Tuah Madani, Rabu malam (29/5).

Saat ditemukan, kondisi korban dalam keadaan berlumuran darah dan sudah menimbulkan bau tak sedap.

"Jenazah Pak Saiwan pertama kali ditemukan anaknya yang datang dari daerah Kubang. Ia sudah tak bisa dihubungi 2 hari belakangan," sebut Ketua RW setempat, Ivan.

Selain itu mobil korban, BPKB serta surat-surat berharga lainnya turut hilang.