Pekanbaru, (Antarariau.com) - Satelit National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) 18 milik Amerika Serikat yang dioperasikan Singapura mendeteksi kembali kemunculan 18 titik panas (hotspot) di daratan Sumatra pada Selasa sore.
"Untuk di Provinsi Riau, ada tujuh titik," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Said Saqlul Amri kepada pers lewat pesan elektronik yang diterima Antara, Selasa malam.
Khusus di Provinsi Riau, lanjut dia, tujuh "hotspot" itu berada di lima kabupaten meliputi Indragiri Hilir, Indragiri Hulu, Kampar, Kuantan Singingi, dan Rokan Hulu.
Satu titik panas di Kabupaten Indragiri Hilir berlokasi di Desa Batang Tumu, Kecamatan Mandah, sementara dua "hotspot" di Indragiri Hulu berada di Desa Sungai Akar, Kecamatan Batang Gansal dan Desa Kuantan babu, Kecamatan Rengat.
Di Kampar, kata dia, NOAA juga merekam keberadaan dua titik panas yang berlokasi di Desa Tanjung Belit Selatan, Kecamatan Kampar Kiri Hulu dan di Desa Penghidupan, Kecamatan Kampar Kiri Tengah.
Di Kabupaten Kuantan Singingi, satu "hotspot" menurut NOAA berada di Desa Muara Langsat, Kecamatan Benai.
"Titik panas terakhir berada di Desa Kepenuhan Hulu, Kecamatan Kepenuhan Hulu, Kabupaten Rokan Hulu," katanya.
Sementara itu, Satelit Modis Terra dan Aqua pada waktu yang sama tidak merekam keberadaan titik panas yang diprediksi merupakan peristiwa kebakaran hutan dan lahan penyebab kabut asap itu.
Satelit NOAA Deteksi 18 "Hotspot" Sumatera
