BKKBN minta bidan tingkatkan akseptor KB pascapersalinan

id BKKBN Riau

BKKBN minta  bidan tingkatkan akseptor KB pascapersalinan

Deputi KB dan Kespro BKKBN RI, Wahidin didampingi Kepala BKKBN Perwakilan Provinsi Riau Mardalena Wati Yulia saat menghadiri acara intensifikasi pelayanan KB-KR di wilayah khusus dalam rangka TNI Manunggal Desa (TMMD) di klinik Bidan Mandiri Dince di jalan Limbungan Rumbai Kota Pekanbaru, Kamis (30/5/2024). ANTARA/Frislidia.

Pekanbaru (ANTARA) - Deputi KB dan Kesehatan Reproduksi BKKBN RI, Wahidin meminta bidan praktek mandiri untuk meningkatkan penjaringan calon akseptor KB baru pascapersalinan guna meningkatkan kesejahteraan ibu dan bayi yang dilahirkan yakni dengan menggunakan pil KB progestin.

Pil progestin aman diminum 6-8 minggu setelah melahirkan dan tidak mempengaruhi ASI," kata Wahidin pada acara intensifikasi pelayanan KB-KR di wilayah khusus dalam rangka TNI Manunggal Desa (TMMD) di klinik Bidan Mandiri Dince di jalan Limbungan Rumbai Kota Pekanbaru, Kamis.

Karena itu ia meminta bidan agar serius menjaring ibu ibu pasca bersalin sebab program ini akan cepat berhasil untuk mencegah angka kematian ibu melahirkan sekaligus mencegah potensi anak stunting.

Bidan harus memaksimalkan tugasnya, katanya lagi, sebab bidan yang tahu ketika ibu hamil dan melahirkan sehingga upayakan segera ibu ibu yang sudah melahirkan untuk menggunakan alat kontrasepsi.

"Pastikan ibu ibu yang sudah melahirkan sebelum pulang sudah menggunakan atau memasang alat kontrasepsi dibantu bidan, apalagi ketersediaan alkon mencukupi hingga tahun 2025, jadi tidak usah khawatir untuk mendapatkan layanan pemasangan alkon gratis itu," katanya.

Selain itu bidan perlu meningkatkan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang yang dinilai paling efisien dan efektif, ekonomis karena bisa dipasang selama tiga tahun, bagi ibu pasca melahirkan menggunakan KB ini untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak yang dilahirkan.

Ia menjelaskan sejak tahun 1970 program KB mulai diadposi di Indonesia dan selama 54 tahun itu waktu itu rata-rata perempuan melahirkan anak 5-6 orang. Namun kini angka kelahiran total (TFR) setiap perempuan mencapai 2-3 anak dan jika mengacu pada long form SP2020, TFR Indonesia ada di angka 2,18. Inilah yang menurut Wahidin menjadi bukti keberhasilan program KB di Indonesia.

Karena itu bidan perlu memaksimalkan penjaringan calon akseptor KB baru yakni pada ibu ibu yang sudah melahirkan.

Dince pengelola klinik bidan praktek mandiri di Jalan Limbungan, Kota Pekanbaru mengatakan pihaknya menargetkan sebanyak 65 akseptor untuk mendapatkan layanan pemakaian alkon gratis sejak Kamis (30/5) pagi hingga sore.