Jakarta (ANTARA) - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit IV Cilacap melakukan lifting perdana ekspor produk bahan bakar kapal rendah sulfur atau Marine Fuel Oil Low Sulphur (MFLOS) dengan negara tujuan Singapura.
Lifting perdana ekspor produk MFOLS dari area Kilang Cilacap menuju kapal tanker yang bersandar di Dermaga PT KPI RU IV Cilacap itu dipimpin secara virtual oleh General Manager (GM) PT KPI RU IV Edy Januari Utama didampingi Pejabat Sementara (Pjs) Vice President (VP) Refinery Planning and Optimization (RPO) PT KPI Hendri Agustian dan manajemen Kilang Cilacap dari Gedung Patra Graha, Cilacap, Jawa Tengah, Rabu.
Dalam hal ini, MFOLS merupakan bahan bakar kapal yang memenuhi regulasi Marine Polution serta peraturan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan RI.
Produk MFO Low Sulphur yang menggantikan MFO High Sulfur ini menjadi bagian dari peran aktif Indonesia sebagai anggota Dewan International Maritime Organization (IMO) dalam hal perlindungan lingkungan maritim.
Saat konferensi pers yang digelar setelah acara, GM PT KPI RU IV Edy Januari Utama mengaku bersyukur karena pada hari Rabu (29/5) PT Pertamina (Persero) khususnya PT KPI Refinery Unit IV melaksanakan lifting perdana ekspor produk MFOLS ke Singapura sebanyak 200 metric barrel.
"Ekspor perdana ini menandakan bahwa bahwa PT KPI Refinery Unit IV itu mampu memproduksi MFO Low Sulphur yang comply (mematuhi, red.) IMO," katanya.
Dengan demikian, kata dia, MFOLS merupakan produk yang bersertifikat kelas dunia.
Ia mengakui selama ini, Kilang Cilacap memproduksi MFOLS dalam skala kecil untuk memenuhi kebutuhan domestik, yakni untuk kegiatan bunkering kapal-kapal yang berkunjung dan sandar di Dermaga PT KPI RU IV Cilacap.
"Nah, hari ini kita mulai memproduksi pada skala dan kapasitas yang lebih besar, sehingga kita bisa melakukan ekspor perdana pada hari ini," katanya.
Ia mengatakan kapasitas produksi produk MFOLS di Kilang Cilacap berada pada kisaran 200.000-400.000 barel per bulan, sedangkan volume MFOLS yang diekspor perdana ke Singapura sebanyak 200 metric barrel.
Menurut dia, produk MFOLS disebut ramah lingkungan karena dilihat dari faktor emisi SOx-nya yang lebih rendah dibandingkan MFO High Sulphur.
"Kita memiliki beberapa produk juga, seperti misalnya kalau komponen sulfurnya lebih tinggi, maka ini harus di-lifting atau dijual sebagai produk unvaluable," katanya.
Disinggung mengenai negara lain yang menjadi tujuan ekspor produk MFOLS ke depan, Edy mengatakan bahan bakar kapal rendah sulfur tersebut akan di-lifting sesuai dengan kebutuhan.
Sementara itu, Pjs VP RPO PT KPI Hendri Agustian mengatakan produk baru berupa MFOLS tersebut akan dapat meningkatkan nilai untuk perusahaan karena harga jualnya yang lebih baik.
Di samping itu, kata dia, produk MFOLS tersebut sebenarnya semacam komitmen PT KPI terkait dengan pemenuhan perusahaan untuk menuju Net Zero Emission pada 2060.
"Memang ada dua pilar. Pilar yang pertama itu adalah kita nanti akan memperkuat existing business, salah satunya tadi, kita meng-improve operasi kita dengan memproduksi produk-produk yang sebelumnya menimbulkan emisi yang cukup besar, sekarang kita bisa menekan, dan nanti bila perlu adalah menuju new green business," katanya.
Ia mengatakan hal itu merupakan salah satu inisiatif yang selain meningkatkan nilai, juga sebagai komitmen perusahaan untuk memenuhi Net Zero Emission pada tahun 2060.
Baca juga: PT KPI RU Dumai hentikan produksi sementara, ini alasannya
Baca juga: KPI Sungai Pakning raih dua penghargaan
Berita Lainnya
Menag akan batasi perjalanan dinas seluruh jajarannya
15 November 2024 17:12 WIB
PLN dorong mahasiswa perguruan tinggi di Riau berinovasi kembangkan teknologi kendaraan listrik
15 November 2024 16:49 WIB
Rasa autentik rempah khas Indonesia di Vientiane, Laos
15 November 2024 16:15 WIB
Presiden Prabowo sampaikan tekad Indonesia lakukan hilirisasi sumber daya
15 November 2024 15:25 WIB
Reses DPD RI ke Riau, harapkan BRK Syariah terus berkontribusi bagi masyarakat
15 November 2024 14:58 WIB
Erupsi Gunung Lewotobi, 29.323 penumpang di Soetta batal terbang
15 November 2024 14:42 WIB
PPN 12 persen, ekonom minta pemerintah agar buat kebijakan pro daya beli
15 November 2024 14:16 WIB
Dekranasda Riau gelar lomba motif tenun dan batik khas Riau, ini pesan Zuliana Rahman Hadi
15 November 2024 14:10 WIB