Makasar (ANTARA) - Rumah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia hadir untuk membantu pemerintah dalam meningkatkan dan mengembangkan usaha maupun kemampuan masyarakat dalam berwirausaha.
Rumah BUMN (RB) dihadirkan oleh berbagai perusahaan pelat merah untuk menopang perekonomian Indonesia dari tingkat lokal yang dimulai dari pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Kendati usaha dari pelaku UMKM dominan di tingkat lokal, namun kehadiran UMKM tidak boleh dianggap sepele. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, kontribusi UMKM terhadap PDB (produk domestik bruto) Nasional sebesar 60,5 persen pada 2022.
UMKM juga memiliki peran penting khususnya dalam perspektif kesempatan kerja dan sumber pendapatan bagi kelompok miskin, distribusi pendapatan dan pengurangan kemiskinan, termasuk berperan dalam pembangunan ekonomi pedesaan.
Pengembangan UMKM dianggap penting dan menjadi tugas pemerintah dalam meningkatkan peluang kemitraan bersama UMKM untuk pembangunan perekonomian Indonesia serta menciptakan daya saing hingga ke mancanegara, salah satunya melalui Rumah BUMN.
Seperti Rumah BUMN yang dikelola PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang berada di Makassar, Sulawesi Selatan, dengan upaya menciptakan perbaikan dan peningkatan usaha pelaku UMKM berdasarkan kebutuhan masing-masing.
Kerap menggelar pelatihan yang disesuaikan dengan segmentasi UMKM, menjadi salah satu cara jitu yang terus diaplikasikan RB BRI agar kualitas produk dan usaha UMKM terus meningkat. Proses ini sering dinamai UMKM Naik Kelas, termasuk jika UMKM tersebut bisa bersaing hingga tingkat dunia.
Namun demikian, pelatihan tidak hanya diberikan kepada mereka yang telah memiliki usaha, tapi juga disiapkan bagi mereka yang baru mau memulai usaha.
"Makanya kita bikin pelatihan sesuai segmentasi UMKM yang beda-beda, misalnya ada masih start up, middle dan mandiri," ujar pihak RB BRI Makassar Ayu Anisela.
Ada sejumlah perbedaan dari kelas UMKM tersebut. Seperti pada kategori start up, produk UMKM ini belum mengantongi legalitas dan pemasaran masih cenderung dari mulut ke mulut. Sementara pada kategori Middle up (tingkat tengah), pemilik produk mulai memanfaatkan peran digitalisasi, belajar memasarkan produknya lewat media sosial dan e-commerse.
Sedangkan, UMKM di level mandiri ialah UMKM unggulan binaan BRI yang kerap kali diikutkan pada berbagai pameran, mulai dari tingkat provinsi, nasional hingga mancanegara.
Seperti pada Program Brilian Preneur, sejumlah UMKM binaan BRI diikutkan pameran di Jakarta Convention Centre, Jakarta. Pameran ini diperuntukkan bagi UMKM binaan di level mandiri untuk bersaing di tingkat nasional.
Pemilihannya pun terbilang ketat, sebab telah dilakukan kurasi dari 100 UMKM menjadi 14 UMKM yang berhak mewakili Sulawesi Selatan pada saat itu. Pameran skala nasional tersebut, RB BRI Makassar diwakili 14 UMKM unggulan yang berasal dari Kabupaten Wajo, Bulukumba dan Bantaeng.
Sementara Program pelatihan yang menyasar pelaku UMKM pada skala lokal atau kategori start up lebih dominan dilakukan pada 2023 oleh RB BRI di Makassar. Program ini disebut local incubator, yang telah dilengkapi kurikulum.
Digelar selama 10 hari, giat ini menghadirkan peserta dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan. Materinya beragam, mulai dari mindset berwirausaha, penguatan SDM, pemasaran, digital marketing, brand awarness, catatan keuangan hingga pendampingan legalitas.
Yusnita salah satu pelaku UKM dengan produk chili oil (sambel) mengaku tertarik bergabung dengan RB BRI karena ingin mengikuti berbagai pelatihan yang digelar.
Terlebih, RB BRI Makassar diyakini memberi wadah bagi para UMKM, khususnya pelaku pemula untuk memasarkan produknya di sekretariat RB BRI yang berada di Jalan Ratulangi Makassar.
"Di sini kita banyak belajar, banyak pelatihannya, dan berharap diikutkan pameran agar produk saya lebih dikenal," kata dia
Scoring usaha
Mengikuti banyak pelatihan, berkompetisi pada sejumlah program pemberdayaan hingga diikutkan ke berbagai pameran dinilai belum cukup untuk mengetahui kesiapan produk UMKM naik kelas.
Pihak RB BRI menggunakan sistem scoring usaha atau produk dalam mengontrol perkembangan UMKM binaan yang hasilnya mampu memberikan gambaran sejauh mana pengembangan usaha maupun produk UMKM binaan.
"Scoring" merupakan asesmen untuk mengetahui level usaha yang dijalankan UMKM , sekaligus mengetahui tipe usaha masing-masing sebagai salah satu syarat dalam mengikuti pameran.
"Dengan mengisi asesmen, pelaku ini bisa mengetahui sejauh mana berkembangnya usaha mereka dan tahu kelas produknya ada dimana. Inilah yang disebut UMKM naik kelas," ujar pihak RB BRI Makassar, Ayu Anisela.
Selama 2023, RB BRI Makassar mencatat sebanyak 1.100 UMKM telah melakukan scoring dengan berbagai kategori. Scoring usaha ini penting dan wajib dilakukan oleh semua pelaku UMKM khususnya yang menjadi binaan Rumah BUMN. Pasalnya, tipe usaha atau produk bisa diidentifikasi lewat scoring untuk bisa lebih banyak mengikuti pelatihan dan pameran.
Oleh karena itu, pihak RB BRI melakukan sosialisasi lewat media sosial dan mengingatkan para UMKM binaan untuk segera melakukan scoring usaha melalui linkUMKM. Sebab jika tidak, maka pelaku UMKM tidak bisa tahu kebutuhan dan apa yang harus ditingkatkan untuk keberlanjutan usahanya.
LinkUMKM ini berisi berita terkini seputar UMKM, akses berbagai pelatihan hingga konsultasi bisnis. Selain itu, juga berisi scoring usaha. Dari sana, terdapat sertifikat scoring sesuai kelas usaha.
Kata Ayu, tidak jarang ada program yang dibuat instansi dan meminta UMKM sesuai kelas usaha dan memiliki produk unggulan. Sementara hal ini bisa terbaca melalui hasil akhir dari scoring.
Scoring usaha juga menjadi syarat bagi UMKM yang hendak bergabung di RB BRI. Salah satu pendaftar dari Kabupaten Bone bernama Ansar, mengaku sangat berharap bisa menjadi bagian dari RB BRI untuk memperoleh berbagai ilmu dalam mengembangkan bisnis keripik ubi jalar.
Pria berusia 26 tahun ini telah mengisi scoring usaha, dan mengetahui bahwa kelas usahanya masih kategori pemula yang harus banyak mengikuti pelatihan.
Selama 2023, RB BRI Makassar telah menggelar pelatihan sebanyak 205 kali. Kegiatan ini diikuti sebanyak 801 pelaku UMKM baru yang terdaftar menjadi binaan BRI. Selain itu, dalam meningkatkan kemampuan SDM pelaku UMKM, pihak RB BRI melibatkan sedikitnya 42 mentor untuk mengawal ratusan pelatihan.
Sebanyak 40 pelatihan di antaranya difokuskan pada pelaku UMKM binaan BRI yang telah lebih dulu bergabung. Pada pelatihan ini, disesuaikan dengan kebutuhan pelaku UMKM, sehingga didahului dengan diskusi terkait materi pelatihan. Hal ini dilakukan guna memastikan pemberdayaan melalui pelatihan tepat sasaran, dan pada saatnya nanti pelaku UMKM naik kelas.
Baca juga: MenKopUKM Teten Masduki sebut UMKM kunci pengembangan potensi desa
Baca juga: Sambil nikmati teh Kayu Aro, Gubernur Jambi apresiasi UMKM PTPN IV Regional 4
Berita Lainnya
Anggota DPR usul agar barang mewah lokal tak kena PPN 12 persen
07 December 2024 16:49 WIB
Objek wisata terbaru Bukittinggi mulai dibuka akhir tahun 2024
07 December 2024 16:44 WIB
Komisi VII DPR RI kawal proses penghapusan piutang macet UMKM
07 December 2024 16:38 WIB
Airlangga sebut HARBOLNAS 2024 mampu dongkrak ekonomi digital Indonesia
07 December 2024 16:32 WIB
Komisi VI DPR RI cek kesiapan Tol Seksi Padang-Sicincin sebelum uji coba
07 December 2024 16:17 WIB
PCO: Status Masjid Negara Istiqlal akan beralih ke masjid di Ibu Kota Nusantara
07 December 2024 16:06 WIB
Rusia: Misi koalisi Amerika Serikat di Irak harus diakhiri sesuai jadwal
07 December 2024 15:43 WIB
Kemenhub sediakan angkutan motor gratis pada Natal 2024, cek cara daftarnya
07 December 2024 15:35 WIB