Produksi perikanan budidaya Jateng duduki peringkat ketiga se-Indonesia

id Berita hari ini,berita riau terbaru, berita riau antara

Produksi perikanan budidaya Jateng duduki peringkat ketiga se-Indonesia

Nelayan beraktivitas di sekitar karamba budi daya ikan air tawar di Danau Rawa Pening, Desa Asinan, Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Selasa (2/7/2019). Berdasarkan Surat Bersama Menteri PPN/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan Nomor B-241/M.PPN/D.8/KU.01.01/04/2019 dan S-338/MK.02/2019, alokasi anggaran pagu indikatif Kementerian Kelautan dan Perikanan pada 2020 ditetapkan sebesar Rp6,472 triliun, dari jumlah tersebut Ditjen Perikanan Budidaya memperoleh Rp739,572 miliar guna mengembangkan sektor perikanan budi daya. (ANTARA FOTO/Aji Styawan/pd.)

Jakarta (ANTARA) - Total produksi perikanan budidaya di Provinsi Jawa Tengah menduduki peringkat ketiga se-Indonesia berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan RI.

"Berdasarkan data tersebut, Jateng memperoleh predikat sebagai produsen perikanan budidaya terbesar ketiga secara nasional,” kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Tengah Fendiawan Tiskiantoro di Semarang, Senin.

Volume produksi budidaya ikan di Jateng sebesar 458.513,77 ton dan rumput laut sebesar 87.429,85 ton dengan total volume sebesar 545.943,62 ton pada 2022.

Menurut dia, produksi dari tahun ke tahun relatif meningkat, kecuali 2020 yang terdapat penurunan produksi perikanan budidaya karena, sektor perikanan budidaya terdampak pandemi COVID-19.

Ia mengungkapkan, berbagai strategi dilakukan untuk menggenjot kualitas dan kuantitas produksi perikanan budidaya diantaranya, menjaga kualitas dan kuantitas benih (benih unggul bersertifikat CPIB), kepadatan tebar benih yang sesuai SNI untuk mengoptimalkan pertumbuhan ikan.

Adapula penerapan teknologi pada usaha budidaya yang dilakukan dan penerapan biosecurity untuk penjaminan mutu produk ikan yang dihasilkan, serta menerapkan cara budidaya ikan yang baik (CBIB).

Ia menjelaskan bahwa produksi perikanan budidaya meliputi budidaya air tawar seperti lele, nila, gurami, dan patin.

Budidaya air payau seperti udang vaname, bandeng, nila salin dan budidaya air laut seperti kerapu, kakap serta rumput laut.

Produksi tersebut, lanjut dia, kebanyakan diserap oleh pasar lokal dan selain dalam bentuk segar atau belum diversifikasi banyak pula olahan perikanan yang laku hingga mancanegara.

“Khususnya untuk komoditas udang, akan masuk ke Unit Pengolah Ikan untuk diolah menjadi produk yang siap ekspor. Adapula diversifikasi olahan seperti bandeng presto, abon ikan hingga keripik ikan,” katanya.

Ia berharap produksi perikanan budidaya meningkat setiap tahunnya dan diperkirakan pada akhir 2023, jumlah produksi perikanan budidaya di Jateng naik atau mencapai 547.038,30 ton.

Dengan kondisi tersebut, produk perikanan budidaya tidak hanya masuk ke pasar domestik dan global, juga meningkatkan pendapatan dan menyejahterakan pembudidaya ikan.