Pekanbaru (ANTARA) - BBPOM di Pekanbaru menyelenggarakan kegiatan sosialisasi bahaya penyalahgunaan narkoba di lingkungan BBPOM di Pekanbaru untuk memastikan Petugas BBPOM di Pekanbaru tidak terlibat dalam penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika,
Kepala BBPOM di Pekanbaru, Alex Sander dalam kesempatan tersebut menjelaskan bahwa sebagai bentuk kepedulian BBPOM di Pekanbaru terhadap keselamatan karyawannya maka dipandang sangat perlu untuk melaksanakan kegiatan tersebut di Pekanbaru, Senin (13/11).
Menggandeng Badan Narkotika Nasional Provinsi Riau dan RS Santa Maria, BBPOM di Pekanbaru ingin memastikan bahwa karyawan BBPOM di Pekanbaru mendapat informasi secara menyeluruh dan komprehensif.
Lebih lanjut, Alex Sander meminta agar seluruh peserta dapat memanfaatkan informasi yang diterima kepada lingkungan sekitar.
"Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan ini tidak ada pegawai BBPOM di Pekanbaru yang terkena narkoba dan ke depannya Indonesia bisa bebas dari narkoba," harapnya.
Dalam kegiatan sosialisasi tersebut, pemateri BNNP Riau, Viola Nindita P mengatakan berdasarkan hasil surveitahun 2008 sampai dengan 2021 bisa diketahui angka prevalensi pengguna Narkoba di Indonesia yang pada tahun 2021 angkanya mencapai 1.95 sementara dunia adalah sekitar 5.5.
Baca juga: BBPOM di Pekanbaru tingkatkan kualitas layanan melalui forum konsultasi publik
Angka prevalensi di Provinsi Riau sendiri berdasarkan hasil penelitian BNN pada tahun 2019 sebesar 1.40 dan didominasi oleh penduduk usia produktif 10 sampai dengan 59 tahun.
Lebih lanjut,Viona juga menjelaskan tentang kegiatan yang telah dilakukan BNNP Riau dalam pengendalian Narkoba dan dari data yang ada diperoleh bahwa penyalahgunaan Narkoba di Provinsi Riau didominasi oleh pekerja.
Sementara, pemateri dari RS Santa Maria, Ratna Sari Dewi menjelaskan proses terjadinya adiksi pada pengguna Narkoba.
Dikatakannya, pengguna narkoba secara umum diawali dengan coba-coba, terus ketagihan. Hal ini terkait dengan hormon bahagia yang dikeluarkan setelah mengkonsumsi Narkoba yang sayangnya karena adanya efek adiksi, stimulan dan halusinasi, menyebabkan peningkatan dosis untuk menghasilkan efek yang sama.
Kegiatan tersebut berlangsung seru dan hangat terlihat dari banyaknya pertanyaan yang muncul dan jenis pertanyaan dikembangkan peserta tidak hanya dari materi yang dipaparkan.
Baca juga: Meranti jadi tuan rumah penanaman mangrove dari BBPOM Pekanbaru
Berita Lainnya
Direksi BRK Syariah bersama Wamen Dikdasmen RI hadiri Milad ke 112 Muhammadiyah
19 December 2024 10:16 WIB
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB
Pramono Anung terbuka bagi parpol KIM Plus gabung tim transisi pemerintahan
18 December 2024 15:51 WIB