Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), telah memasang tanggul sepanjang hampir 100 meter dengan menerapkan metode Ban Insang sebagai langkah antisipasi abrasi pantai menjelang musim hujan yang disertai cuaca ekstrem.
"Sekitar seminggu lalu kami bersama warga sekitar pantai bergotong royong memasang tanggul dengan metode Ban Insang, menggunakan ban mobil bekas," kata Camat Ampenan Kota Mataram Muzakir Walad di Mataram, Senin.
Tanggul dengan menggunakan ban insang sepanjang hampir 100 meter itu, lanjutnya, dipasang pada titik yang dinilai prioritas menjadi kawasan abrasi pantai dan padat perumahan warga.
Dua titik pemasangan tanggul Ban Insang meliputi di kawasan Penghulu Agung sepanjang 75 meter dan di Karang Buyuk sekitar 20 meter dengan lebar ke arah pantai setiap titik sekitar tujuh meter.
"Adapun cara pemasangan tanggul Ban Insang ini, ban mobil bekas dibelah menjadi dua diikat satu dengan lainnya dan dijejerkan seperti insang ikan," katanya.
Dengan teknik ini, kata dia, ketika terjadi gelombang pasang maka pasir akan mengendap di ban sehingga dalam waktu lama terjadi tumpukan pasir dan akan terlihat seperti daratan dan menjorok ke lautan.
"Jika program ini berjalan lancar, maka tumpukan pasir yang sudah menjadi daratan akan kami tanami magrove sebagai bagian mitigasi bencana," katanya.
Hanya saja dari hasil evaluasi setelah satu minggu pemasangan agar tanggul Ban Insang lebih kuat, kata dia, perlu ada tiang penyangga di setiap pojok.
"Dengan demikian ketika gelombang pasang datang, ban tidak mudah hanyut. Karena itu, Insya Allah minggu depan tiang penyangga kami pasang," katanya.
Menurutnya, pemasangan Ban Insang dengan panjang hampir 100 meter tersebut menggunakan lebih dari 150 ban mobil bekas yang kemudian dibelah menjadi dua.
"Untuk melanjutkan pemasangan Ban Insang ini, kami masih menunggu pengiriman ban yang dipesan dari Kabupaten Lombok Timur dan Bertais," katanya.
Pasalnya, tanggul dengan Ban Insang akan dibuat di sepanjang Pantai Penghulu Agung yang selama ini menjadi titik rawan abrasi sehingga seringkali gelombang pasang masuk ke rumah warga.
Ia berharap melalui metode Ban Insang ini masyarakat yang berada di sempadan pantai bisa terhindari dari ancaman abrasi pantai yang setiap tahunnya terjadi saat musim angin barat.
"Apalagi warga di Kecamatan Ampenan yang masih tinggal di sempadan pantai terdata sekitar 300 kepala keluarga," katanya.
Lebih jauh Muzakir menambahkan pembuatan tanggul dengan ban bekas itu menjadi bagian mitigasi bencana berbasis kearifan lokal, sekaligus memanfaatkan limbah ban menjadi barang yang bermanfaat bagi masyarakat banyak.
Berita Lainnya
Lemkapi minta seluruh kapolda bantu Kementan untuk capai swasembada pangan
27 April 2024 16:32 WIB
Nicholas Saputra mengaku belajar banyak dari serial "Secret Ingredient"
27 April 2024 16:03 WIB
LPAI serukan pemerintah blokir gim daring yang mengandung unsur kekerasan
27 April 2024 15:50 WIB
Ganda putri Lanny/Ribka gandakan keunggulan Indonesia atas Hong Kong
27 April 2024 15:40 WIB
Oppo A60 hadir dengan Snapdragon 680 dan kamera utama 50 MP
27 April 2024 15:33 WIB
Tim SAR perluas pencarian penumpang yang jatuh dari KMP Reinna
27 April 2024 15:27 WIB
Anies Baswedan hormati langkah PKB dan NasDem gabung koalisi Prabowo-Gibran
27 April 2024 15:14 WIB
Houthi akui anggotanya serang kapal tanker Inggris dan tembak jatuh drone AS
27 April 2024 15:07 WIB