Jakarta (ANTARA) - Di era teknologi, barangkali dan hampir pasti, banyak orang telah meninggalkan kebiasaan menulis dengan tangan. Kegiatan catat-mencatat telah bergeser menggunakan papan ketik atau layar sentuh pada gawai karena lebih praktis dan mudah. Padahal banyak keajaiban yang bisa didapat dari aktivitas menulis tangan, selain mencengkeram daya ingat dan meningkatkan kualitas tidur, juga mampu mewujudkan mimpi selangkah lebih dekat.
Salah satu dampak kemajuan teknologi adalah ditinggalkannya kebiasaan menulis dengan tangan oleh sebagian besar masyarakat akibat kepraktisan yang ditawarkan perangkat elektronik. Tren digital yang berkembang membuat banyak orang lebih suka mencatat secara digital dibandingkan dengan menulis tangan.
Nyatanya, orang yang menulis dengan kertas dan pulpen memiliki kemampuan kognitif lebih dibandingkan mereka yang mengetik dengan komputer atau ponsel. Karena gerakan mengetik selalu sama apapun hurufnya, hanya memerlukan satu sentuhan, yaitu sebatas memencet tombol. Berbeda halnya dengan menulis menggunakan tangan, dalam membentuk huruf, olah motorik diperlukan untuk melakukan eksekusi tersebut.
Menulis dengan tangan adalah proses yang dinamis, karena ketika menulis, otak juga memproses apa yang kita pikirkan, dengar, dan lihat.
Sebuah penelitian menyebutkan ada jalur syaraf yang berbeda pada otak manusia yang hanya diaktifkan dengan olah motorik halus saat menulis. Proses belajar dan kinerja memori sangat terpengaruh dengan jalur syaraf ini. Maka menulis dengan tangan mampu menguatkan daya ingat seseorang.
Studi yang dilakukan di Universitas Nebraska, Universitas Princeton dan University of California menyimpulkan bahwa pelajar yang menulis menggunakan tangan umumnya memiliki performa akademik yang lebih baik dibanding mereka yang mengetik pada komputer. Hal ini bisa terjadi karena otak merangkum berbagai pengalaman saat menulis, sehingga menyimpan informasi lebih lama dan lebih mudah memahami ide-ide baru.
Bukan hanya pelajar, manfaat yang sama tentu juga bisa diperoleh pekerja profesional, karyawan, atau pun masyarakat umum yang melakukannya.
Rilis emosi
Sehat atau tidaknya mental seseorang dapat dilihat dari tiga aspek utama dalam diri manusia, yaitu emosi, pikiran, dan perilaku. Ketiganya saling berhubungan dan memengaruhi satu sama lain.
Psikolog lulusan Universitas UGM Yogyakarta Viska Erma Mustika, M.Psi. mengibaratkan emosi sebagai energi yang mengalir di dalam tubuh manusia. Ada aliran emosi yang masuk (berupa emosi positif maupun negatif), ada pula aliran emosi yang keluar (berupa ekspresi emosi tertentu). Lancar tidaknya aliran emosi di dalam diri menjadi syarat kesehatan mental seseorang. Pada disiplin ilmu psikologi, ini disebut regulasi emosi. Orang dengan regulasi emosi yang baik, dia akan sehat secara mental, begitupun sebaliknya.
Sebagian besar emosi tersimpan di alam bawah sadar, hanya sebagian kecil yang berada di alam sadar. Persoalan mental, seringkali dialami ketika banyak sekali emosi-emosi negatif terekam di alam bawah sadar kita sebagai akibat dari regulasi emosi yang bermasalah. Kita mungkin sebenarnya merasakan sesuatu, tetapi tidak menyadarinya.
Menulis tangan dapat membantu kita untuk memperlancar kembali proses regulasi emosi, sehingga emosi-emosi negatif yang selama ini tersimpan di alam bawah sadar dapat kita sadari kembali.
Kesadaran inilah yang membantu seseorang mampu meregulasi emosi dengan baik, sehingga bisa mengenal diri secara lebih baik, mampu memahami apa yang sebenarnya dirasakan, dan mampu mengekspresikan emosi secara tepat. Di saat itulah dia merasa release (melepaskan emosi negatif), sehingga muncul perasaan lega.
Kelegaan emosi ini yang kemudian mampu membuat seseorang berpikir dengan jernih. Ketika cara pikir kita benar, tindakan kita juga akan mengikuti, sehingga meminimalkan potensi risiko terjadinya kesalahan.
Persoalan mental juga seringkali muncul akibat pikiran yang ada di dalam kepala. Menulis, membantu kita mengurai pikiran, sehingga menemukan benang merah dari persoalan yang dihadapi, kemudian dapat menemukan solusi paling tepat.
Sementara itu, sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Advance in Psychiatric Treatment, mengungkapkan manfaat menulis tangan tidak hanya dialami dalam jangka pendek, namun juga dalam jangka panjang. Pasalnya, orang yang memiliki kebiasaan menulis secara manual telah diketahui memiliki peningkatan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Dimulai dari peningkatan suasana hati, kesejahteraan, serta fungsi tubuh, seperti paru-paru dan hati yang lebih baik. Tidak hanya itu, menulis juga dikaitkan dengan penurunan tekanan darah serta tingkat stres dan gejala depresi.
Kekuatan magis
Tulisan tangan memiliki kesan sangat personal, sehingga memberi kehangatan kepada siapa pun yang menerimanya. Bayangkan bila saat era teknologi ini kita memperoleh kiriman surat atau kartu pos, kartu ucapan, dan sejenisnya, dengan ukiran tulisan tangan pengirimnya, tentu akan menggoreskan kesan mendalam.
Atau kita bisa mencoba mengulang kebiasaan zaman dulu dengan mengirimkan surat kepada orang tua, sahabat, atau orang tersayang menggunakan tulisan tangan. Ungkapan perasaan mungkin akan tersampaikan lebih baik lagi. Selain itu menulis dengan tangan akan memberikan kesan klasik ketimbang tulisan yang diketik secara elektronik.
Tulisan tangan terlihat begitu berkesan dan spesial, terlebih bila tulisan kita bagus. Orang yang menerimanya bisa saja akan mengabadikannya, menyimpan baik-baik atau menempelkan di dinding kamar sebagai kenangan.
Selain meninggalkan kenangan indah, aktivitas menulis tangan masih memiliki banyak manfaat, berikut di antaranya:
1. Mencengkeram daya ingat. Meski menulis tidak pernah diujikan, baik di sekolah atau kantor secara resmi, namun menulis dengan tangan membantu fungsi otak memusatkan perhatian pada satu topik. Gerakan tangan saat menulis bisa mengaktifkan bagian otak yang bertanggung jawab atas bahasa, memori, dan pemikiran.
Menulis langsung menggunakan tangan merupakan aktivitas rumit karena harus melukis huruf demi huruf, merangkainya menjadi kata, kemudian kalimat dan paragraf serta seterusnya. Tulisan tangan adalah hasil dari gerakan singular seluruh tubuh yang unik.
Bagi Profesor Neuropsikologi di NTNU, Audrey van der Meer dikutip dari Times of India, penggunaan pena dan kertas memberi otak lebih banyak "kait" untuk menggantung ingatan. Menulis dengan tangan menciptakan lebih banyak aktivitas di bagian sensorimotor otak. Banyak indra diaktifkan dengan menekan pena di atas kertas, melihat huruf yang kita tulis dan mendengar suara yang kita buat saat menulis.
2. Meningkatkan kualitas tidur. Bila kita mengalami kesulitan tidur, cobalah untuk menulis. Gunakan waktu sekitar 15 menit di malam hari sebelum waktu tidur untuk menulis. Tulis apa saja yang membuatmu patut bersyukur sepanjang hari ini. Mengungkapkan hal-hal positif via tulisan itu akan menimbulkan keajaiban untuk tidur yang lebih nyenyak.
3. Mewujudkan mimpi. Orang yang secara rutin menulis tangan tentang tujuan dan impian mereka, mampu mencapai keinginan mereka lebih besar daripada yang tidak menuliskan mimpinya. Kita memiliki kesempatan 42 persen lebih besar untuk mencapai impian dan tujuan hanya dengan menuliskannya dengan tangan secara rutin. Hal itu sebagaimana hasil studi Dr. Gail Matthews, seorang profesor psikologi di Dominican University, California, mengenai seni dan sains dari menetapkan tujuan.
Kepiawaian mengetik menggunakan perangkat elektronik merupakan keterampilan yang wajib dimiliki di era teknologi seperti sekarang ini. Namun mengingat banyaknya keajaiban yang dapat diperoleh dari aktivitas menulis tangan, maka janganlah kebiasaan lama itu ditinggalkan.
Tersedia banyak alasan untuk bisa tetap menulis tangan. Tidak harus berupa jurnal harian sepanjang jalan kenangan, melainkan bisa berupa hal-hal sederhana, yang penting ada kegiatan menggerakkan pena dengan tangan di atas kertas. Semisal: menulis daftar tugas harian, meninggalkan pesan untuk orang rumah atau teman kantor, meringkas materi rapat, menulis kartu ucapan untuk kerabat atau sahabat dan lain-lain. Cari alasan sebanyak mungkin untuk mendapat momen menulis tangan dalam aktivitas keseharian.
Agar tidak berbenturan dengan semangat keberlanjutan yang berupaya mengurangi penggunaan kertas, maka menulislah dengan menggunakan kertas daur ulang.
Biar pun teknologi menawarkan kemudahan, terus lestarikan tulisan tangan demi menuai banyak keajaiban.