OIKN: Ketahanan pangan di IKN Nusantara melibatkan daerah sekitar

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, IKN

OIKN: Ketahanan pangan di IKN Nusantara melibatkan daerah sekitar

Tangkapan layar Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita IKN Dr. Myrna Asnawati Safitri, S.H., M.A. dalam Simposium bertajuk Memperkuat Ekosistem Pertanian Berkelanjutan untuk Mendukung Ketahanan Pangan IKN dan Kalimantan Timur (Kaltim) yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa (11/7/2023). (ANTARA/Sean Filo Muhamad)

Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita Ibu Kota Negara (IKN) Myrna Safitri mengatakan ketahanan pangan di IKN harus melibatkan daerah sekitar seperti Kalimantan Timur (Kaltim) secara khusus, serta seluruh Kalimantan secara umum.

"Ketahanan pangan (di IKN, red.) penting, tidak bisa kalau hanya dipenuhi oleh areal sekitar 25 ribu hektare di IKN, namun juga harus dari wilayah sekitarnya seperti di Kaltim secara khusus, dan seluruh Kalimantan secara umum," katanya dalam Simposium bertajuk Memperkuat Ekosistem Pertanian Berkelanjutan untuk Mendukung Ketahanan Pangan IKN dan Kaltim yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.

Myrna mengatakan seluruh pemangku kepentingan harus berperan dalam memperkuat ekosistem ketahanan pangan, yang terbangun di seluruh daerah yang berkaitan seperti Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Penajam Paser Utara, hingga Kota Balikpapan dan Kota Samarinda.

Dia menegaskan ketahanan pangan di IKN penting karena juga terkait dengan keamanan pangan, dimana nutrisi pangan harus dipastikan sebagai panganan sehat dan berkualitas.

"Panganan sehat dan berkualitas harus berasal dari pertanian yang tidak merusak lingkungan organik, serta menyediakan sumber pangan dan protein nabati alternatif," ujarnya.

Selain itu, sambungnya, sumber pangan lokal juga harus digali dan dimanfaatkan. Menurutnya, Kaltim memiliki keanekaragaman hayati yang dapat dikembangkan sebagai sumber pangan lokal alternatif.

Dia menyebutkan perbaikan kelembagaan petani juga penting untuk dilakukan, agar tidak hanya berbentuk badan usaha, namun juga membentuk supply dan demand berdasarkan prinsip bisnis yang adil dan beretika.

"Petani adalah ujung tombak yang penting. Ibu dan bapak nanti akan menjadi petani ibu kota, karena itu pola pikirnya harus berubah," tuturnya kepada sejumlah kelompok tani yang hadir.

Menurutnya, pertanian harus berfalsafah, dengan memaksimalkan potensi sesuai kebutuhan, dan tidak memaksakan kehendak pada alam, supaya efisien dan tidak menimbulkan perasaan rakus kepada alam.

Dia berharap melalui simposium ini akan tercipta pertukaran gagasan yang mengakibatkan pertanian berkelanjutan, serta ketahanan pangan yang kokoh di IKN.

Baca juga: Dirjen Bina Marga PUPR usul tambahan anggaran 2024 terkait pembangunan Bandara VVIP IKN

Baca juga: Ibu Kota Nusantara Indonesia jalin kerja sama "sister city" dengan Astana Kazakhstan