Strategi Sleman agar sektor pertanian tetap produktif saat musim kemarau

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, kemarau

Strategi Sleman agar sektor pertanian tetap produktif saat musim kemarau

Petani membuat boneka Dewi Sri dari padi saat tradisi wiwitan di Berbah, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (1/7/2019). Tradisi turun temurun setiap musim panen padi dengan berdoa dan makan bersama di area persawahan tersebut sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesuburan tanah dan limpahan rezeki. (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/foc.)

Sleman (ANTARA) - Datangnya musim kemarau selama ini sering membawa dampak pada sektor pertanian dan perikanan di suatu wilayah akibat sulitnya mendapatkan pasokan air yang menjadi kebutuhan utama dua kegiatan usaha yang masih banyak diandalkan masyarakat tersebut.

Tidak terkecuali di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Datangnya musim kemarau juga menjadi kendala dalam produksi pertanian dan perikanan.

Menurut Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta, kemarau di Kabupaten Sleman pada tahun ini sudah terjadi mulai dasarian pertama Mei, dan akan berlangsung hingga bulan Oktober 2023.

Puncak musim kemarau, menurut BMKG, diperkirakan akan berlangsung selama 18 hingga 19 dasarian terjadi pada Juli -- Agustus dan akan berakhir pada dasarian ketiga Oktober 2023.

Kondisi ini tentu akan berpengaruh pada pertanian sehingga perlu dilakukan langkah-langkah antisipasi agar sektor pertanian tetap dapat produktif.

Kabupaten Sleman memiliki beberapa sungai besar berhulu di Gunung Merapi yang mengalir dari wilayah Sleman utara hingga selatan. Selain itu ada aliran Selokan Mataram yang membelah wilayah Sleman dari wilayah barat hingga timur dengan mengalirkan air dari Sungai Progo menuju Sungai Opak di Kalasan yang menjadi andalan masyarakat setempat dalam bercocok tanam dan budi daya perikanan.

Namun, di beberapa wilayah Kabupaten Sleman khususnya di wilayah perbukitan dan daerah yang tidak terjangkau irigasi yang bersumber dari sungai berhulu Gunung Merapi maupun aliran Selokan Mataram, datangnya kemarau menjadikan para petani dan pembudi daya ikan di wilayah itu kesulitan berproduksi.

Menyikapi permasalahan tersebut Pemerintah Kabupaten Sleman bergerak cepat melakukan antisipasi melalui beberapa upaya, agar sektor pertanian dan perikanan tetap produktif.

Bantuan pompa air

Beberapa upaya tersebut meliputi pemberian bantuan berupa pompa air dan sumur di lahan pertanian yang terdampak kekeringan akibat kemarau, melalui anggaran APBD Sleman sebanyak 53 unit.

Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman Suparmono menyebutkan bahwa bantuan ini disalurkan kepada kelompok-kelompok tani di wilayah yang mengalami kekeringan.

Adapun upaya lainnya yakni pembangunan irigasi air tanah dangkal (IATD) sebanyak dua sumur dangkal kedalaman 30 meter dan 25 paket sumur ladang untuk pertanian pangan melalui anggaran DAK tahun 2023, 10 paket sumur ladang untuk komoditas hortikultura dan peternakan dan tiga unit sumur dangkal. Kemudian satu paket sumur ladang terdiri atas dua unit sumur bor sedalam 15 meter dan satu mesin pompa air.

Dengan bantuan pompa air dan sumur ini diharapkan produksi sektor pertanian tetap dapat berjalan dan tidak terjadi puso pada tanaman pertanian.

Percepatan tanam

Kemudian upaya lain yakni dengan gerakan percepatan tanam untuk antisipasi musim kemarau pada Maret 2023 di semua wilayah Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Penyuluhan Pertanian dan Perikanan (BP4).

Berdasarkan data Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Sleman, luas tambah tanam (LTT) pada musim tanam Oktober 2022 hingga Maret 2023 tercapai 96,37 persen dan selisihnya sudah terealisasi pada April. Upaya percepatan tanam berhasil dilakukan, terbukti realisasi tanam pada April 2023 seluas 8.970 hektare dari target 5.171 hektare, yang artinya selisih dari luas tersebut merupakan area tanam dipercepat.

Upaya lain yang juga telah dilakukan yakni melalui gerakan penyimpanan air hujan bagi petani tadah hujan di wilayah perbukitan Kapanewon (Kecamatan) Prambanan dengan pembuatan embung cluweg. Dinas Pertanian telah memfasilitasi pembuatan embung cluweg beberapa tahun terakhir dan pada tahun ini juga ada fasilitas embung cluweg sebanyak empat unit untuk kelompok tani di Wukirsari, Sambisari dan Gayamharjo.

Menghadapi musim kemarau ini petani di Kabupaten Sleman juga dihimbau untuk melakukan pengecekan kondisi sumur dan pompa-pompa air yang dimiliki, baik dari bantuan pemerintah maupun swadaya serta bijak dalam menggunakan air.

Hibah alsintan

Dalam upaya meningkatkan produksi pertanian dan perikanan serta mempertahankan predikat Sleman sebagai lumbung pangan di DIY, Pemerintah Kabupaten Sleman juga memberikan bantuan hibah berupa 265 unit alat dan mesin pertanian (alsintan) kepada 200 kelompok pertanian, perikanan, dan peternakan sebagai upaya peningkatan produktifitas dan kesejahteraan petani di kabupaten ini.

Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Sleman Suparmono mengatakan sebanyak 265 unit alsintan telah disalurkan kepada gabungan kelompok tani (gapoktan) serta pembudi daya ikan sebanyak 200 kelompok penerima.

Sebanyak 265 peralatan yang dihibahkan meliputi 23 unit cultivator, 129 unit pemotong rumput, dua unit chopper, 53 unit pompa air, 21 unit traktor roda dua, delapan unit power thresher, empat unit pencacah pupuk organik.

Selain itu juga diserahkan tiga unit penyaring pupuk organik, tiga unit kendaraan roda tiga, 18 unit kincir dan genset, serta mesin pengayak beras dan impulse sealer.

Nilai total yang dibagikan sebesar Rp2,886 miliar lebih. Penyerahan bantuan alsintan pada 2023 ini akan dilakukan kembali di tahapan selanjutnya.

Melalui upaya-upaya tersebut diharapkan sektor pertanian, hortikultura dan perikanan di Kabupaten Sleman tetap dapat produktif dan kesejahteraan petani dapat semakin meningkat.

Pendampingan petani

Pemerintah Kabupaten Sleman selain menyediakan sarana prasarana pertanian, untuk mendukung peningkatan produktifitas dan kesejahteraan petani juga dilakukan pendampingan dan motivasi bagi para petani.

Pendampingan tersebut dilakukan Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan melalui para petugas penyuluh lapangan untuk terus memotivasi dan melakukan pendampingan pemanfaatan teknologi tepat guna dalam upaya meningkatkan produktifitas pertanian.

Para penyuluh lapangan juga dibekali dengan peningkatan wawasan dan pengetahuan tentang pertanian yang modern tanpa meninggalkan pengembangan pertanian yang telah berhasil dalam meningkatkan kesejahteraan para petani.

Melalui ikhtiar tersebut, Pemkab Sleman optimistis produksi pertanian dan perikanan pada musim kemarau pada tahun ini tidak terganggu.

Baca juga: Sejumlah petani yang tanaman padinya puso akibat banjir peroleh ganti untung

Baca juga: Pemkab Situbondo alokasikan anggaran Rp300 juta untuk pengadaan benih padi BK 01/02