Jakarta (ANTARA) - Angkatan bersenjata Sudan menuduh milisi Pasukan Dukungan Cepat (RSF) melanggar perjanjian gencatan senjata.
Gencatan senjata 72 jam yang ditengahi Arab Saudi dan AS antara dua kekuatan militer yang berseteru itu mulai berlaku Minggu (18/6).
Angkatan bersenjata Sudan menuduh RSF menyerang wilayah Tawila di Darfur Utara dalam dua hari berturut-turut.
“Pemberontak melakukan pelanggaran terhadap penduduk di wilayah tersebut selama dua hari sehingga merenggut 15 nyawa dan membuat puluhan warga sipil tak bersenjata cedera,” kata militer Sudan.
Militer Sudan juga menuding RSF sebagai penyebab tergusurnya ratusan orang dari wilayah tersebut, di samping "kengerian-kengerian lainnya yang tanpa henti dilakukan milisi sejak pemberontakan gagal mereka".
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Sudan menuduh milisi yang sama menyerbu Kedutaan Besar Zimbabwe dan kediaman duta besarnya di Khartoum.
Kementerian itu meminta masyarakat internasional “mengutuk perilaku teroris dan kriminal yang dilakukan milisi.”
RSF tak mengomentari tudingan pemerintah Sudan tersebut.
Sudan diamuk perang antara tentara dan RSF sejak April sampai menewaskan hampir 1.000 warga sipil dan melukai 5.000 orang lainnya.
Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) memperkirakan lebih dari 2,2 juta orang mengungsi akibat konflik Sudan ini.
Sumber: Anadolu
Berita Lainnya
DPR: Atasi masalah gizi lewat program stunting posyandu dan Makan Bergizi Gratis
21 November 2024 17:01 WIB
Daftar tunggu 23 tahun, wujudkan berhaji dengan mendaftar di BRK Syariah
21 November 2024 16:34 WIB
Ganda campuran Indonesia Dejan/Gloria tak ingin lengah hadapi Tang/Tse di perempat final
21 November 2024 16:17 WIB
Menpora Dito Ariotedjo minta PB Pergatsi fokus bina olahraga gateball
21 November 2024 16:01 WIB
Wapres Gibran Rakabuming Raka ajak pemuda kerja keras wujudkan Indonesia Emas 2045
21 November 2024 15:55 WIB
Komisi III DPR RI setujui Setyo Budiyanto jadi Ketua KPK 2024-2029
21 November 2024 15:49 WIB
Ringgo Agus Rahman berhasil raih Piala Citra pertamanya berkat "JESEDEF"
21 November 2024 15:05 WIB
Menteri Kebudayaan Fadli Zon sebut kekayaan budaya Indonesia adalah mega diversity
21 November 2024 14:57 WIB