Jakarta (ANTARA) - China mengalami lebih banyak badai pasir pada tahun ini dibandingkan dengan 10 tahun terakhir, seperti diungkapkan seorang pakar dari otoritas meteorologi negara tersebut.
Putaran terakhir badai pasir yang melanda China mencakup lebih dari 4,5 juta kilometer persegi dan berdampak pada lebih dari 20 daerah setingkat provinsi pada Kamis (13/4), ujar Zhang Bihui, seorang pakar dari Pusat Meteorologi Nasional (National Meteorological Center/NMC) China.
Negara tersebut mencatat delapan putaran cuaca debu pasir sejak awal tahun, jumlah yang lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dalam satu dekade terakhir, kata Zhang.
Gui Hailin, seorang pakar dari NMC, mengatakan bahwa cuaca debu pasir baru-baru ini berasal dari Mongolia serta Mongolia Dalam bagian tengah dan barat.
Hembusan debu dari Mongolia selatan ini bertambah dan menguat di sepanjang perjalanannya saat melewati daerah kering dan semikering di China utara, ujar Gui.
Untuk mencegah badai pasir, China telah melakukan upaya penghijauan dan mengatasi desertifikasi (penggurunan) di bagian utara negara itu selama bertahun-tahun.
Karena pengendalian desertifikasi tidak dapat dicapai dalam sekejap, para pakar mendesak lebih banyak upaya untuk memulihkan vegetasi dan memperkuat kerja sama internasional guna mengatasi masalah umum dari badai pasir.