Chennai, India (ANTARA) - Harga minyak naik di perdagangan Asia pada Selasa sore, di tengah ekspektasi potensi stimulus ekonomi oleh China, permintaan yang sehat di seluruh Asia dan penurunan stok minyak mentah AS.
Minyak mentah berjangka Brent terangkat 64 sen atau 0,8 persen, menjadi diperdagangkan di 84,82 dolar AS per barel pada pukul 05.57 GMT.
Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS menguat 67 sen atau 0,8 persen, menjadi diperdagangkan pada 80,41 dolar AS per barel.
Data dari China menunjukkan bahwa inflasi konsumen pada Maret mencapai laju paling lambat sejak September 2021, menunjukkan pelemahan permintaan berlanjut di tengah pemulihan ekonomi yang tidak merata, yang mendorong ekspektasi bahwa Beijing dapat mengambil langkah-langkah untuk mendorong pertumbuhan.
"IHK Maret China lebih rendah dari yang diharapkan, yang dapat mendorong pemerintah China untuk lebih merangsang ekonomi," kata Tina Teng, seorang analis di CMC Markets.
Minyak mentah berjangka juga naik karena dolar melemah di tengah ekspektasi bahwa Federal Reserve AS semakin dekat untuk mengakhiri siklus kenaikan suku bunga. Greenback yang lebih lemah membuat minyak lebih murah bagi mereka yang memegang mata uang lainnya.
"Dengan lebih banyak bank sentral yang menghentikan kenaikan suku bunga, seperti bank sentral Australia, bank sentral Korea Selatan ... ekspektasi Fed untuk lebih jauh mengurangi kebijakan pengetatannya telah diperkuat," kata Teng.
Tanda-tanda kuatnya permintaan bahan bakar di India, konsumen minyak terbesar ketiga dunia, pada Maret juga mendukung harga.
Bulan lalu, konsumsi bahan bakar melonjak 5,0 persen dari tahun sebelumnya ke rekor 4,83 juta barel per hari.
Minyak berjangka telah naik lebih dari 5,0 persen sejak Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia mengejutkan pasar minggu lalu dengan putaran baru pengurangan produksi yang dimulai pada Mei.
Di bagian pasokan AS, data industri tentang stok minyak mentah AS akan dirilis pada Selasa waktu setempat. Lima analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan rata-rata persediaan minyak mentah turun sekitar 1,3 juta barel dalam sepekan hingga 7 April.
Laporan inflasi AS yang akan dirilis pada Rabu (12/4/2023) dapat membantu investor mengukur lintasan jangka pendek untuk suku bunga Fed.
Baca juga: Harga minyak naik di awal sesi Asia didorong prospek pasokan lebih ketat
Baca juga: Harga minyak naik seiring pemotongan OPEC, antisipasi penurunan stok AS
Berita Lainnya
136 desa di Bengkalis implementasikan Siskeudes-Link melalui CMS BRK Syariah
03 May 2024 17:03 WIB
Pond's gandeng 3 wanita berprestasi untuk kenalkan produk terbarunya
03 May 2024 16:55 WIB
Perang 9 bulan bisa hapus 44 tahun laju pembangunan manusia di Jalur Gaza
03 May 2024 16:39 WIB
Nilai tukar rupiah menguat karena dolar AS lanjut melemah setelah pertemuan FOMC
03 May 2024 16:25 WIB
Flek hitam akibat matahari bisa dicegah dengan menggunakan produk pencerah kulit
03 May 2024 16:21 WIB
Penerbangan dari Bandara Internasional Kertajati ke Singapura dibuka September 2024
03 May 2024 15:52 WIB
Panas ekstrem dapat berdampak besar pada kesehatan mental
03 May 2024 15:39 WIB
Menperin Agus Gumiwang pastikan investasi Apple di RI tetap berjalan
03 May 2024 15:16 WIB