Jakarta (ANTARA) - Nelayan Natuna, Provinsi Kepulauan Riau tidak bisa melaut karena kondisi cuaca ekstrem dengan potensi tinggi gelombang mencapai sembilan meter di laut Natuna.
"Saat ini kami sudah mengimbau ke nelayan kami agar tidak turun ke laut dengan kondisi cuaca yang sangat ekstrim minggu - minggu ini," kata Ketua Nelayan Lubuk Lumbang, Ranai, Herman di Natuna, Sabtu.
Ia juga telah memastikan seluruh anggotanya tidak ada yang pergi melaut dalam beberapa hari terakhir sambil menunggu kondisi laut sekitar Kepulauan Natuna membaik.
"Saat ini posisi nelayan kita di daratan semuanya," kata Herman.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorlogi kelas III Ranai, Natuna telah mengeluarkan surat peringatan dini kewaspadaan angin kencang dan gelombang tinggi selama dua hari dimulai tanggal 28 hingga 30 Januari 2023.
Berdasarkan surat peringatan yang dikeluarkan, tinggi gelombang mencapai enam hingga sembilan meter berpeluang terjadi di Laut Natuna Utara, Provinsi Kepulauan Riau.
BMKG meminta warga setempat dan para pelaut untuk memperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran, terutama perahu nelayan harus mewaspadai kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang melebihi 1,25 meter.
Sementara, untuk jenis Kapal Tongkang waspada dengan perhatikan kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang melebihi 1,5 meter serta Kapal Ferry waspada kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang melebihi 2,5 meter.
Sedangkan untuk kapal ukuran besar seperti kapal kargo atau kapal pesiar perlu diperhatikan jika kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang melebihi 4 meter.
BMKG juga mengingatkan kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.
BMKG juga memberikan peringatan terjadinya gelombang tinggi empat sampai dengan enam meter berpeluang terjadi di laut Natuna, Natuna bagian selatan, Midai, Subi dan perairan Serasan.
Tinggi gelombang enam sampai dengan sembilan meter berpotensi terjadi di Laut Natuna Utara dan Perairan Utara Kepulauan Natuna.
Baca juga: Nelayan Indonesia bantu cari kapal Malaysia yang hilang di laut Natuna
Baca juga: BPBD Pamekasan data jumlah perahu nelayan yang rusak akibat ombak besar
Berita Lainnya
Rasa autentik rempah khas Indonesia di Vientiane, Laos
15 November 2024 16:15 WIB
Presiden Prabowo sampaikan tekad Indonesia lakukan hilirisasi sumber daya
15 November 2024 15:25 WIB
Reses DPD RI ke Riau, harapkan BRK Syariah terus berkontribusi bagi masyarakat
15 November 2024 14:58 WIB
Erupsi Gunung Lewotobi, 29.323 penumpang di Soetta batal terbang
15 November 2024 14:42 WIB
PPN 12 persen, ekonom minta pemerintah agar buat kebijakan pro daya beli
15 November 2024 14:16 WIB
Dekranasda Riau gelar lomba motif tenun dan batik khas Riau, ini pesan Zuliana Rahman Hadi
15 November 2024 14:10 WIB
Menperin Agus Gumiwang tekankan konsistensi penindakan penyelundupan impor ilegal
15 November 2024 14:04 WIB
Menteri PPMI Abdul Kadir Karding temui Menhub untuk lindungi pekerja migran Indonesia
15 November 2024 13:37 WIB