Singapura (ANTARA) - Harga minyak turun di perdagangan Asia pada Rabu sore, di tengah kekhawatiran bahwa meningkatnya kasus COVID-19 di China, importir minyak utama dunia, akan mengganggu pemulihan ekonominya saat negara itu melonggarkan pembatasan pandemi, membatasi pertumbuhan permintaan bahan bakar.
Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari tergelincir 68 sen atau 0,8 persen, menjadi diperdagangkan di 83,65 dolar AS per barel, pada pukul 07.10 GMT. Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS terpangkas 46 sen atau 0,6%, menjadi diperdagangkan pada 79,07 dolar AS per barel.
Kedua harga acuan naik ke level tertinggi dalam tiga minggu pada Selasa (27/12/2022) di tengah harapan meningkatnya permintaan bahan bakar setelah China mengatakan akan berhenti mewajibkan pelancong masuk untuk melakukan karantina mulai dari 8 Januari, sebuah langkah besar menuju pelonggaran pembatasan yang ketat di perbatasannya.
Tetapi rumah sakit China berada di bawah tekanan kuat karena lonjakan infeksi COVID-19 ketika negara itu bergerak untuk memperlakukan virus sebagai endemik.
"Bahkan setelah China melonggarkan pembatasan COVID, permintaan sulit untuk pulih dalam waktu singkat karena penurunan cepat aktivitas luar ruangan orang karena infeksi masif," kata Leon Li, seorang analis di CMC Markets.
Pengilangan-pengilangan minyak di AS pada Selasa (27/12/2022) bekerja untuk melanjutkan operasi di selusin fasilitas yang terhenti karena cuaca beku di sebagian besar negara, pemulihan yang dalam beberapa kasus akan berlangsung hingga Januari.
Ledakan Arktik yang membuat suhu jauh di bawah titik beku juga mengganggu produksi, memangkas produksi minyak dan gas dari North Dakota dan Texas.
Harga didukung oleh berita bahwa Rusia bertujuan untuk melarang penjualan minyak mulai 1 Februari ke negara-negara yang mematuhi batas harga G7 yang diberlakukan pada 5 Desember, menurut keputusan Presiden Vladimir Putin.
Namun, "sementara larangan Rusia atas penjualan minyak akan memangkas pasokan, hal ini akan diimbangi oleh permintaan yang lebih rendah karena potensi resesi ekonomi global tahun depan," tambah Li.
Stok minyak mentah AS diperkirakan turun 1,6 juta barel pekan lalu dengan persediaan sulingan juga diperkirakan merosot, jajak pendapat awal Reuters menunjukkan pada Selasa (27/12/2022).
Kelompok industri American Petroleum Institute (API) akan merilis data persediaan minyak mentah AS pada Rabu pukul 16.30 waktu setempat (21.30 GMT). Badan Informasi Energi, cabang statistik dari Departemen Energi AS, akan merilis angkanya sendiri pada Kamis (29/12/2022) pukul 10.30 waktu setempat (15.30 GMT).
Baca juga: Harga minyak naik di perdagangan Asia, pasar kekhawatiran badai musim dingin AS
Baca juga: Harga minyak naik karena kekhawatiran pasokan Rusia, badai AS jadi fokus
Berita Lainnya
UNIFIL berduka atas tewasnya petugas penjaga perdamaian akibat tabrakan di Lebanon
16 November 2024 16:25 WIB
Indonesia mulai integrasikan bioenergi dan CCS guna kurangi emisi karbon
16 November 2024 16:10 WIB
Presiden China Xi Jinping ajak anggota APEC promosikan ekonomi inklusif
16 November 2024 15:57 WIB
Mike Tyson kalah dari Paul Jake dalam pertarungan selama delapan ronde
16 November 2024 15:49 WIB
BPBD DKI sebut genangan banjir rob di Jakarta Utara mulai berangsur turun
16 November 2024 15:25 WIB
Ketua MPR Ahmad Muzani lelang 1 ton sapi untuk disumbangkan korban Gunung Lewotobi
16 November 2024 15:10 WIB
Presiden Prabowo: APEC harus jadi model solidaritas dan kolaborasi Asia Pasifik
16 November 2024 14:49 WIB
Nelayan di Flores Timur NTT mulai lakukan aktivitas memancing
16 November 2024 14:01 WIB