Jakarta (ANTARA) - Sebuah studi yang meninjau data dari hampir 3.000 county di Amerika Serikat (AS) menemukan hubungan antara minimnya akses ke makanan sehat dan peningkatan angka kematian akibat gagal jantung, tulis laporan Science Daily pada Selasa (25/10).
Sementara itu, tinggal di lingkungan yang memiliki akses ke lebih banyak toko bahan makanan dan sumber daya makanan sehat lokal memiliki hubungan erat dengan tingkat kematian akibat gagal jantung yang lebih rendah, sebut laporan di situs web medis tersebut.
Laporan itu mengutip penelitian baru yang diterbitkan dalam jurnal Asosiasi Jantung Amerika (American Heart Association/AHA), Circulation: Heart Failure.
"Para peneliti menemukan bahwa tingkat kerawanan pangan yang lebih rendah berdasarkan county berkaitan dengan tingkat kematian akibat gagal jantung yang lebih rendah," menurut laporan itu.
Kerawanan pangan terjadi ketika makanan sehat tidak tersedia setiap hari akibat kemiskinan atau tantangan sosial-ekonomi, sehingga seseorang akhirnya kelaparan atau terpaksa mengonsumsi makanan yang kurang berkualitas, kurang variatif, atau kurang sesuai dengan selera, tulis laporan itu.
"Kematian akibat gagal jantung meningkat pada populasi yang hidup dalam kemiskinan sosial-ekonomi, dan yang terpenting, kami meyakini bahwa nutrisi berperan dalam kematian akibat gagal jantung, dan kerawanan pangan kemungkinan berdampak buruk dalam populasi ini," kata penulis utama studi tersebut, Keerthi T. Gondiadded, seperti dikutip dalam laporan tersebut.
Baca juga: Dokter peringatkan masyarakat untuk waspadai beberapa gejala serangan jantung
Baca juga: Dokter: Kelola aktivitas harian bisa bantu turunkan risiko penyakit jantung