Arab Saudi bantah tuduhan 'motif politik' di balik pemangkasan produksi minyak

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, minyak

Arab Saudi bantah tuduhan 'motif politik' di balik pemangkasan produksi minyak

Ilustrasi - Kilang minyak Aramco di dekat Khurais, Riyadh, Arab Saudi. (ANTARA/REUTERS/Ali Jarekji/aa)

Istanbul (ANTARA) - Arab Saudi pada Rabu (12/10) membantah tuduhan motif politik di balik keputusan pemangkasan produksi 2 juta barel per hari oleh kelompok penghasil minyak OPEC+.

"Arab Saudi tidak memolitisasi minyak. Kami tidak menjadikannya sebagai senjata. Kami menganggap minyak sebagai komoditas kami. Tujuan kami yakni membawa stabilitas ke pasar minyak," kata Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir kepada CNN.

Ia menambahkan bahwa keputusan itu murni ekonomi "untuk mempertahankan stabilitas di pasar minyak."

"Arab Saudi mengambil sisi untuk berupaya memastikan stabilitas di pasar minyak," kata al-Jubeir, menambahkan bahwa mereka tidak memihak Rusia atas isu ini.

Pada Selasa Presiden AS Joe Biden mewanti-wanti Arab Saudi bahwa mereka bakal menghadapi konsekuensi dari pemangkasan produksi minyak dan Washington akan "memikirkan kembali" kemitraannya dengan Riyadh.

"Bakal ada beberapa konsekuensi atas apa yang telah mereka lakukan dengan Rusia," kata Biden saat wawancara dengan CNN.

Pernyataannya muncul setelah pada 5 Oktober Organisasi Negara-negara Penghasil Minyak (OPEC) dan Rusia, yang dikenal OPEC+, memutuskan untuk memangkas produksi 2 juta barel per hari mulai November.

Baca juga: Harga minyak di perdagangan Asia jatuh, dipicu dolar kuat jelang rilis pekerjaan AS

Baca juga: Harga minyak naik usai OPEC+ umumkan pemangkasan besar produksi

Sumber: Anadolu