Melbourne (ANTARA) - Harga minyak merosot pada awal perdagangan Asia pada Jumat, di tengah ketidakpastian prospek permintaan berdasarkan pandangan yang kontras dari OPEC dan Badan Energi Internasional (IEA), tetapi kontrak acuan menuju kenaikan mingguan karena kekhawatiran resesi mereda.
Minyak mentah berjangka Brent tergelincir 34 sen atau 0,3 persen, menjadi diperdagangkan di 99,26 dolar AS per barel pada pukul 01.12 GMT. Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 34 sen atau 0,3 persen menjadi diperdagangkan di 94,00 dolar AS per barel.
Brent berada di jalur untuk naik lebih dari 4,0 persen untuk minggu ini, menutup sebagian dari penurunan 14 persen minggu lalu, penurunan mingguan terbesar sejak April 2020 di tengah kekhawatiran bahwa kenaikan inflasi dan kenaikan suku bunga akan memukul pertumbuhan ekonomi dan permintaan bahan bakar.
WTI menuju kenaikan mingguan lebih dari 5,0 persen, menutup sekitar setengah dari kerugian minggu sebelumnya.
"Ada banyak ketidakpastian tentang permintaan dalam jangka pendek. Sampai itu selesai, (pasar) akan seperti ini untuk sementara waktu," kata Justin Smirk, ekonom senior di Westpac.
Pada Kamis (11/8/2022), Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak dunia pada tahun ini sebesar 260.000 barel per hari (bph). Sekarang memperkirakan permintaan meningkat sebesar 3,1 juta barel per hari tahun ini.
Itu bertentangan dengan pandangan dari IEA. Yang terakhir menaikkan perkiraan pertumbuhan permintaan, menjadi 2,1 juta barel per hari, karena peralihan gas-ke-minyak di pembangkit listrik sebagai akibat dari melonjaknya harga gas.
Pada saat yang sama, IEA menaikkan prospeknya untuk pasokan minyak Rusia sebesar 500.000 barel per hari untuk paruh kedua tahun ini, karena produksi negara itu terbukti lebih tangguh dari yang diperkirakan meskipun ada sanksi atas konflik Ukraina. Namun, IEA mengatakan OPEC akan berjuang untuk meningkatkan produksi.
"Gambaran bersih yang dilukis IEA adalah beragam," kata analis Commonwealth Bank Vivek Dhar. "Pasokan Rusia lebih tangguh dari yang diperkirakan."
"Menilai keseimbangan minyak global pada akhir tahun sekarang, mengingat apa yang terjadi di sisi permintaan versus apa yang terjadi di sisi pasokan - itu hanya rumit. Itu sebabnya Anda memiliki volatilitas harian."
Berita Lainnya
Usai hajar Timnas Australia, Erick : Ini wajah baru Indonesia
19 April 2024 16:41 WIB
Kemlu RI sebut veto Amerika Serikat atas keanggotaan Palestina di PBB khianati perdamaian
19 April 2024 16:32 WIB
Ukraina konsolidasikan dukungan Kongres AS jelang pelaksanaan voting untuk bantuan
19 April 2024 16:27 WIB
Pemindahan ASN ke Ibu Kota Nusantara dilakukan bertahap hingga 2029
19 April 2024 16:19 WIB
Memberdayakan botol plastik bekas jadi perahu pengangkut sampah
19 April 2024 16:12 WIB
MUI: Tradisi Lebaran Ketupat tidak bertentangan dengan Islam
19 April 2024 15:56 WIB
Menparekraf Sandiaga Uno sebut Pulau Bali belum 'overtourism'
19 April 2024 15:44 WIB
BPH Migas awasi distribusi BBM saat arus balik Lebaran di Tangerang, Banten
19 April 2024 15:33 WIB