Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi menguat menjelang pertemuan bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve pada tengah pekan ini.
Rupiah pagi ini bergerak menguat 42 poin atau 0,28 persen ke posisi Rp14.951 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.993 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah berhasil rebound di awal pekan karena peluang resesi di AS. Namun demikian rupiah masih rentan terhadap pelemahan menjelang keputusan suku bunga The Fed pekan ini," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Selasa.
Menurut Ariston, penguatan rupiah yang masih dekat di area Rp15.000 per dolar AS, mengindikasikan kerentanan pelemahan rupiah terhadap dolar AS.
Ia menilai pelaku pasar menunggu arah kebijakan bank sentral AS selanjutnya.
"Pasar masih mempertimbangkan The Fed masih akan agresif menaikkan suku bunga acuannya setelah bulan Juli ini," ujar Ariston.
Di sisi lain, lanjut Ariston, peluang resesi di Negeri Paman Sam memicu pelemahan dolar AS terhadap mata uang lainnya.
Peluang resesi tersebut ditandai dengan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS jangka pendek yang lebih tinggi dibandingkan tingkat imbal hasil obligasi jangka panjangnya.
"Bila peluang resesi membesar, The Fed akan mengerem kenaikan suku bunga acuannya," kata Ariston.
Ariston memperkirakan hari ini rupiah berpotensi melemah ke arah Rp15.020 per dolar AS dengan potensi support di Rp14.970 per dolar AS.
Pada Senin (25/7/2022) lalu, rupiah ditutup menguat 21 poin atau 0,14 persen ke posisi Rp14.993 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.014 per dolar AS.
Baca juga: Nilai tukar rupiah menguat seiring pasar nantikan hasil rapat The Fed
Baca juga: Nilai tukar rupiah akhir pekan menguat, dibayangi sentimen BI tahan suku bunga