Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI Laksamana Madya TNI Aan Kurnia mengatakan latihan Visit, Board, Search and Seizure (VBSS) Internasional merupakan salah satu upaya dalam rangka mengantisipasi berbagai bentuk kejahatan maritim.
"Ancaman kejahatan maritim yang semakin kompleks sebagai dampak perkembangan teknologi dan globalisasi hanya bisa dihadapi dengan profesionalisme sumber daya manusia," katanya melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Latihan VBSS merupakan program kerja sama Bakamla RI dengan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) atau Kantor PBB Urusan Obat-obatan dan Kejahatan.
Baca juga: Bakamla RI resmikan pusat pelatihan maritim VBSS di Batam
Ia mengatakan ancaman yang semakin kompleks tersebut membutuhkan kompetensi sumber daya manusia yang tinggi, terutama dari Tim VBSS.
"Tujuannya, mengantisipasi tindak pelanggaran hukum di atas atau lewat kapal," ujar dia.
Latihan VBSS akan diselenggarakan selama delapan tahap yang rencananya diikuti tujuh peserta perwakilan dari Malaysia, Filipina, Sri Lanka, Thailand, Vietnam, dan Bangladesh.
Untuk tahap satu, pelatihan dimulai pada 24 Juni hingga 6 Juli 2022 yang diikuti secara langsung oleh peserta dari Indonesia dan Malaysia, serta negara lain secara virtual. Keseluruhan latihan direncanakan selesai pada November 2022.
Upacara pembukaan dihadiri Regional Program Cooperation GMPC-UNODC Shanaka Jayasekara, pejabat utama Bakamla, kementerian, dan lembaga terkait di wilayah.
Baca juga: Bakamla RI gelar latihan pertahanan dan keamanan laut di Batam
Baca juga: Bakamla RI dan MSC Singapura sepakat kerja sama atasi tumpahan minyak