Siak (ANTARA) - Sejumlah awak media yang tergabung dalam Jurnalis Kreatif Riau (JKR) dan Kabupaten Siak menggelar Webinar dengan tajuk "Solusi Permanen Pencegahan (Mitigasi) sekaligus penanganan karhutla di Riau.
Bertempat sebagian peserta di sebuah kafe, Kabupaten Siak, Rabu dihadirkan pembicara mulai dari Kementerian Lingkungan Hidup hingga Badan Penanggulangan Bencana Daerah Siak dengan moderator Ketua JKR, Satria Utama Batubara.
Dari KLHK, berbicara melalui zoom meeting,
Kepala Sub Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan LahanAnis Susanti Aliati, dalam paparannya disampaikan untuk pencegahan pihaknya telah melakukan kerjasama dengan berbagai pihak.
"Salah satunya strategi pelaksanaan Masyarakat Peduli Api Paralegal. KLHK memberikan dukungan pengetahuan teknis serta sarana dan prasarana. Dalam prosesnya ada rekrutmen pendamping dan operasi reguler. Hasilnya masyarakat berkesadaran hukum menjadi solusi permanen," katanya.
Total di Indonesia sudah ada 60 MPA Paralegal dengan 18 diantaranya di Riau. Kegiatan MPA Paralegal ini juga dengan melakukan pengembangan ekonomi produktif seperti budidaya.
Sementara dari BPBD Riau, Fitra Adhi Mukti menyampaikan kegiatan sosialisasi dan patroli yang melibatkan masyarakat. Juga kerjasama dengan universitas pada mahasiswa yang melakukan kuliah kerja nyata.
"Seperti pemetaan sumber air, melalui aplikasi sistem informasi pengendalian karhutla Riau (sipakar) bisa diketahui sumber air," sebutnya.
Koordinator Wilayah Manggala Agni Riau, Edwin Putra juga mengutarakan memberikan contoh pencegahan karhutla yang baik di Siak. Yakni adanya peraturan desa tentang karhutla dengan memberikan sanksi adat.
Menurutnya pencegahan bisa dilakukan oleh semua pihak, sedangkan untuk penanganan hanya bisa dilakukan oleh lembaga tertentu dan perusahaan. Maka dari itu semua orang bisa mengambil peran dalam pencegahan.
Kepala Pelaksana BPBD Siak, Kaharuddim menambahkan 71 kampung sudah ada penetapan kampung lawan karhutla. Selain itu 10 kampung tangguh bencana juga sudah dibentuk.
Selain itu juga ada paparan dari akademi dari Universitas Riau, Dr. Arifuddin SP, M.Si. Ada juga dari Ir. Emy Sadari M. Si, Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Lancang Kuning. Juga dari Manggala Agni Daerah Operasi Siak, Ihsan Abdillah.
Hadir juga salah seorang petani warga Kampung Pinang Sebatang Barat, Kecamatan Tualang, Herman. Dia menceritakan kisah suksesnya bertani dengan cara tidak membakar lahan dan bisa meraih untung jauh lebih besar.
"Dulu kami membakar karena memang murah, tapi ternyata hasilnya hanya bulan-bulan pertama saja tanahnya bagus. Setelah itu tanaman tidak bagus karena ternyata berkurang kadar harganya, " sebut dia.
Setelah itu, datang penyuluhan dari PT Arara Abadi APP Sinarmas petani Hortikultura binaan dalam Program Desa Makmur Peduli Api (DMPA). Dari bertani sawit yang hanya menghasilkan Rp4 juta per bulan, dia berbalik haluan menjadi petani Bayam dan Kangkung yang bisa memperoleh omset hingga Rp40 juta per bulan.
"Jadi bersih setiap bulan saya dapat keuntungan Rp20 juta sampai Rp 23 juta. Kini berkat perkembangan usaha saya, saya dapat membeli lahan di sekitar areal saya,” tambahnya.