Minum Alkohol Sebelum Kehamilan Beresiko Kanker Payudara

id minum alkohol, sebelum kehamilan, beresiko kanker payudara

Minum Alkohol Sebelum Kehamilan Beresiko Kanker Payudara

Washington, (Antara/Xinhua-OANA) - Minum alkohol sebelum kehamilan pertama tampaknya meningkatkan resiko seorang perempuan untuk terserang kanker payudara dalam hidupnya kemudian, kata beberapa peneliti AS pada Rabu (28/8).

Berbagai studi terdahulu telah meneliti resiko kanker payudara dan konsumsi alkohol dalam hidup seorang perempuan nantinya atau mengenai dampak remaja yang minum alkohol dengan penyakit payudara non-kanker.

Namun, hubungan antara konsumsi alkohol selama masa antara saat menstruasi pertama seorang perempuan dan kehamilan pertamanya dan resiko kanker payudara telah dilaporkan.

Menurut para peneliti dari Washington University School of Medicine di St. Louis, jaringan payudara sangat mudah ditembus oleh karsinogen selama masa itu.

Mereka menganalisis data dari 116.671 perempuan perawat, yang berusia 25 sampai 44 tahun, mengenai sejarah, sejarah reproduksi dan gaya hidup.

Setelah mengeluarkan perempuan yang tidak memenuhi kriteria studi yang ditetapkan lebih dulu, 91.005 perempuan dengan sejarah kehamilan penuh dimasukkan ke dalam analisis akhir. Di antara perempuan tersebut, 1.609 kasus kanker payudara dan 970 kasus penyakit-payudara jinak terjadi selama masa studi, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis sore.

Para peneliti tersebut melaporkan di Journal of the National Cancer Institute, "Makin lama masa menstruasi (pertama) sampai kehamilan pertama, makin tinggi resiko seorang perempuan untuk terserang kanker payudara".

Menurut studi itu, untuk setiap hari alkohol yang diminum seorang perempuan muda, ia meningkatkan resiko kanker payudara selama hidupnya sebanyak 13 persen.

Studi tersebut juga mendapati untuk setiap botol bir, segelas anggur atau seloki minuman yang dikonsumsi setiap hari, seorang perempuan muda meningkatkan resiko ia terserang penyakit-payudara jinak yang menyebar sebanyak 15 persen. Meskipun luka itu bukan kanker, kehadirannya meningkatkan resiko kanker payudara sebanyak 500 persen.