Pekanbaru, (Antarariau.com) - Dinas Perkebunan Provinsi Riau bersama Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir dan Kabupaten Meranti terus mengintensifkan pembinaan pada petani untuk mengembangkan usaha tanaman kopi yang memiliki rasa khas daerah itu.
"Tanaman dengan rasa khas beda dengan tanaman aslinya ini, karena ditanam di daerah payau dan PT Nescafe mengakui kopi tersebut sangat disukai," kata Kepala Seksi Pengembangan Pengolahan Hasil Perkebunan Dinas Perkebunan Riau, Dwiyana di Pekanbaru, Kamis.
Menurut dia, Dinas Perkebunan Provinsi Riau bersama dua pemerintah kabupaten itu terus menggencarkan promosi dalam berbagai kegiatan pameran di dalam dan luar provinsi ini untuk pengembangan komoditas non migas tersebut.
Memang penjualan kopi sebagai ikon daerah tersebut, katanya, masih bersifat internal dan masih secara khusus dikelola dengan status kebun milik masyarakat.
"Akan tetapi ke depan diperlukan pembinaan yang lebih intensif lagi untuk mengembangkan tanaman ini yang termasuk salah satu produk pertanian unggulan Riau," katanya.
Ia mengakui bahwa usaha perkebunan kopi di kabupaten ini masih merupakan usaha tanaman pokok, sistim pemupukan masih tradisional, dengan sistim pembersihan lahan yang tidak rutin.
"Namun demikian, tanaman ini sangat potensial dikembangkan apalagi dua daerah ini berada di wilayah perbatasan Malaysia yang sangat berpotensi untuk kegiatan ekspor kopi," katanya.
Berdasarkan data Provinsi Riau dalam angka menunjukkan bahwa produksi kopi Riau pada tahun 2010 tercatat sebesar 2.048 ton.
Tahun 2009 sebesar 2.247 ton, pernah mencapai produksi cukup tinggi pada 2008 yang tercatat sebesar 3.244 ton dan tahun 2007 sebanyak 4.068 ton. Pada tahun tahun 2006 produksi kopi asal daerah ini tercatat sebesar 3.804 ton.