Minyak goreng langka, Wagub DKI minta warga untuk beli sesuai kebutuhan
Jakarta (ANTARA) - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria meminta warga untuk membeli minyak goreng sesuai dengan kebutuhan karena hingga saat ini masih ada pembatasan kuota pembelian terhadap komoditas itu, menyusul kelangkaan produk itu akhir-akhir ini.
"Warga kami minta beli sesuai dengan kebutuhan yang ada, jangan karena ketakutan kita ikut beli (berlebihan), nyetok juga. Kalau semua warga nyetok di rumah, waduh repot," kata Riza di Balai Kota Jakarta, Senin.
Lebih lanjut, Riza meminta masyarakat mengerti bahwa pembelian minyak goreng harus dibatasi.
Baca juga: Menko Airlangga: Pemerintah upayakan suplai minyak goreng berlangsung secara kontinu
"Kenapa harus dibatasi, supaya tidak terjadi penumpukan juga ya," ucapnya.
Terkait minyak goreng ini juga, Riza menyebut bahwa pemerintah pusat telah berusaha semaksimal mungkin menghadirkan dan memastikan ketersediaan minyak goreng.
"Alhamdulillah bertahap, kita lihat minyak goreng sudah bisa dipenuhi sekalipun harus dibatasi," katanya.
Kelangkaan minyak goreng saat ini masih terjadi di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Jakarta yang merupakan kota terbesar Indonesia.
Di berbagai toko swalayan mini, khususnya di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Selatan dikabarkan minyak goreng harus dikeluarkan sedikit demi sedikit karena stok yang terbatas.
Baca juga: Warga Tangerang rela antre berjam-jam demi dapat minyak goreng Rp14.000/liter
Agen minyak goreng pun dikabarkan kesulitan memasok para pedagang sehingga membuat para pedagang juga turut menyerbu ritel, pasar tradisional, ataupun ketika ada operasi pasar.
Bahkan yang terbaru, dalam rekaman video yang tersebar melalui pesan singkat WhatsApp Senin ini, warga terlihat mengantre di sepanjang trotoar yang awal antreannya berada di sebuah kantor polisi yang disebut sang perekam berada di Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
"Wah ngantre minyak di Pesanggrahan. Katanya antre jam enam ambil nomor. Tapi dari jam empat subuh sudah pada ambil nomer. Nih minyak nih," tutur wanita perekam video berdurasi 44 detik tersebut.
Baca juga: Ombudsman harap persoalan minyak goreng bisa selesai dua minggu ke depan
"Warga kami minta beli sesuai dengan kebutuhan yang ada, jangan karena ketakutan kita ikut beli (berlebihan), nyetok juga. Kalau semua warga nyetok di rumah, waduh repot," kata Riza di Balai Kota Jakarta, Senin.
Lebih lanjut, Riza meminta masyarakat mengerti bahwa pembelian minyak goreng harus dibatasi.
Baca juga: Menko Airlangga: Pemerintah upayakan suplai minyak goreng berlangsung secara kontinu
"Kenapa harus dibatasi, supaya tidak terjadi penumpukan juga ya," ucapnya.
Terkait minyak goreng ini juga, Riza menyebut bahwa pemerintah pusat telah berusaha semaksimal mungkin menghadirkan dan memastikan ketersediaan minyak goreng.
"Alhamdulillah bertahap, kita lihat minyak goreng sudah bisa dipenuhi sekalipun harus dibatasi," katanya.
Kelangkaan minyak goreng saat ini masih terjadi di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Jakarta yang merupakan kota terbesar Indonesia.
Di berbagai toko swalayan mini, khususnya di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Selatan dikabarkan minyak goreng harus dikeluarkan sedikit demi sedikit karena stok yang terbatas.
Baca juga: Warga Tangerang rela antre berjam-jam demi dapat minyak goreng Rp14.000/liter
Agen minyak goreng pun dikabarkan kesulitan memasok para pedagang sehingga membuat para pedagang juga turut menyerbu ritel, pasar tradisional, ataupun ketika ada operasi pasar.
Bahkan yang terbaru, dalam rekaman video yang tersebar melalui pesan singkat WhatsApp Senin ini, warga terlihat mengantre di sepanjang trotoar yang awal antreannya berada di sebuah kantor polisi yang disebut sang perekam berada di Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
"Wah ngantre minyak di Pesanggrahan. Katanya antre jam enam ambil nomor. Tapi dari jam empat subuh sudah pada ambil nomer. Nih minyak nih," tutur wanita perekam video berdurasi 44 detik tersebut.
Baca juga: Ombudsman harap persoalan minyak goreng bisa selesai dua minggu ke depan