Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, mempersiapkan pilot-pilot khusus untuk menerbangkan pesawat jet tempur generasi 4,5 Rafale buatan Dassault Aviation yang dibeli Indonesia dari Prancis.
"Kami menyiapkan beberapa penerbang, tapi kami belum tentukan jumlahnya; tapi secara kriteria sudah kami siapkan dan yang eligible (memenuhi syarat) untuk bisa berangkat," kata dia, usai Rapat Pimpinan TNI AU 2022 di Markas Besar TNI AU Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat.
Menurut dia, para penerbang pesawat tempur itu akan mendapatkan pelatihan di Prancis dan Indonesia, sebelum ditempatkan di skuadron yang sudah ada.
Baca juga: Anggota Komisi I DPR sebut pembelian Rafale harus diikuti penguatan industri dalam negeri
Namun, lanjutnya, penempatan baru untuk satuan jet tersebut tidak mudah karena banyak persyaratan yang harus dipenuhi.
"Karena menempatkan satuan udara cukup kompleks. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, kecuali ke depan kita mendapat perintah menggelar dimana kita akan siap," katanya.
Kementerian Pertahanan sebelumnya telah menandatangani kontrak kerja sama pembelian enam pesawat tempur generasi 4,5 Rafale buatan Prancis.
Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, mengatakan hal itu usai menerima kunjungan kehormatan Menteri Angkatan Bersenjata Prancis, Florence Parly, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Kamis (10/2).
Menurut Prabowo, Indonesia akan membeli alat utama sistem pertahanan (alutsista) cukup signifikan untuk multirole combat aircraft dengan mengakuisisi 42 unit Rafale.
"Kita mulai hari ini dengan tanda tangan kontrak pertama untuk enam pesawat," kata Prabowo.
Baca juga: Prancis akan jual 30 jet tempur Rafale ke Mesir
Selanjutnya akan disusul dengan kontrak 36 pesawat lagi, dengan dukungan latihan persenjataan dan simulator yang dibutuhkan, tambahnya.
Selain pembelian pesawat, terdapat juga penandatanganan nota kesepahaman antara Dassault Aviation dengan PT Dirgantara Indonesia, yang menyepakati pemeliharaan dan perbaikan pesawat tempur Prancis di Indonesia.
Rafale merupakan pesawat tempur segala peran (multirole atau Prancis menyebutkan sebagai omnirole) yang dioperasikan Prancis sejak 2004. Hingga 2018, Prancis mengoperasikan sedikitnya 132 unit Rafale untuk AU dan 48 unit untuk Angkatan Laut Prancis.
Baca juga: TNI AU akan beli pesawat tempur canggih F-15 Ex dan Rafale
Beberapa negara lain juga tertarik menggunakan Rafale sebagai pesawat tempur mereka, antara lain Mesir memiliki 24 unit, Qatar sebanyak 36 unit, dan India sejumlah 36 unit.
Pesawat tempur bersayap delta dengan canard depan itu juga rutin mengikuti latihan multinasional seperti Red Flag, ATLC, Tiger Meet, Maple Flag, Arctic Challenge, Pitch Black, dan Bold Quest.
Dengan rentang sayap 10,9 meter, panjang 15,3 meter, dan tinggi 5,3 meter, Rafale menggunakan mesin ganda turbofan berkode M88, yang diklaim mampu menembus kecepatan maksimal 1.389 km per jam dengan ketinggian operasi 50.000 kaki.
Baca juga: Tujuh pesawat tempur Prancis mendarat di Aceh. Ada apa?
Berita Lainnya
Saat Natal dan Tahun Baru, kelurahan-kecamatan di Jaksel diingatkan untuk gandeng aparat
19 December 2024 12:39 WIB
Presiden Prabowo bertemu PM Pakistan bahas kerja sama ekonomi dan perdagangan
19 December 2024 12:05 WIB
Warga Gaza dambakan perdamaian dan kehidupan normal
19 December 2024 12:00 WIB
Film "Perang Kota" akan jadi penutup festival film Rotterdam, Belanda ke-54
19 December 2024 11:38 WIB
Bandara Radin Inten perkirakan capai 95 ribu penumpang di libur akhir tahun
19 December 2024 11:29 WIB
Baznas dan Kemenag resmi luncurkan peta jalan zakat 2045
19 December 2024 11:20 WIB
IHSG Bursa Efek Indonesia melemah di tengah The Fed pangkas suku bunga acuan
19 December 2024 11:12 WIB
Nilai tukar rupiah melemah tajam karena The Fed beri pernyataan sangat "hawkish"
19 December 2024 10:35 WIB