Boyolali, Jateng (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah, telah menyiapkan Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) di Kecamatan Mojosongo untuk isolasi terpusat (isoter) dengan kapasitas 66 pasien tanpa gejala hingga ringan di wilayah itu.
"RSDC Mojosongo Boyolali ruang Brotowali 2 lantai pertama untuk merawat pasien gejala ringan COVID-19 sebanyak 18 tempat tidur sudah terisi 100 persen," kata Kepala Dinkes Kabupaten Boyolali dr Puji Astuti, di Boyolali, Senin.
Selain itu, pihaknya juga sudah menyiapkan Brotowali 2 lantai dua untuk menampung pasien orang tanpa gejala dengan kapasitas 66 tempat tidur, namun hingga sekarang belum terisi pasien. Karena, mayoritas pasien yang terkonfirmasi positif melakukan isolasi mandiri (isoman).
Dia mengatakan RSDC di Mojosongo Boyolali tersebut yang telah disiapkan soal tenaga kesehatan, fasilitas dan obat-obatan sudah komplit karena manajemen di bawah RSUD Pandan Arang Boyolali.
Menurut dia, untuk mengantisipasi jika terjadi lonjakan kasus di Boyolali akan menyiapkan lagi tempat isoter di gedung PGRI atau Brotowali 3 Boyolali untuk menampung orang tanpa gejala (OTG). Namun, pihaknya berharap kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Boyolali tidak bertambah lagi dan segera menurun serta selesai dari pandemi.
Sementara itu, lanjut dia, tingkat keterisian tempat tidur pasien COVID-19 (BOR) di sembilan rumah sakit baik milik pemerintah maupun swasta di Boyolali hingga Senin (21/2) ini mencapai 112 pasien atau sekitar 43 persen dari total kapasitas 258 tempat tidur.
"Khusus RSUD Pandan Arang Boyolali Brotowali sebanyak 12 tempat tidur sudah terisi 100 persen, Brotowali 2 sebanyak 18 tempat tidur juga terisi 100 persen dan Brotowali 2 isoter 66 tempat tidur masih nol persen," katanya.
Sementara itu, penambahan kasus aktif baru COVID-19 di Boyolali hingga Minggu (20/2), malam mencapai 169 kasus yang terdiri dari dirawat di rumah sakit 68 kasus, isolasi mandiri 1.410 kasus dan isolasi terpusat satu kasus sehingga totalnya 1.480 kasus.
"Dengan bertambahnya kasus aktif baru itu, secara akumulasi menjadi 26.344 kasus," katanya.
Warga yang sudah dinyatakan sembuh dari COVID-19 bertambah 44 kasus sehingga menjadi 23.438 kasus atau sekitar 89 persen dari total kasus 26.344 kasus. Angka kematian karena COVID-19 bertambah dua kasus sehingga total 1.426 kasus atau 5,4 persen.
Boyolali masuk zona resiko rendah dengan Indeks Kesehatan Masyarakat (IKM) COVID-19 pada angka 2,45. Boyolali masuk Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3.
Kendati demikian,. pihaknya tetap mengimbau dan mengingatkan masyarakat meski sudah divaksinasi, tetapi tetap disiplin protokol kesehatan untuk mencegah penularan kasus COVID-19 terutama varian baru Omicron, demikian Puji Astuti.