Harga ayam di Pekanbaru masih Rp32.000 sejak Natal

id Harga, ayam, potong, Pekanbaru.

Harga ayam di Pekanbaru masih Rp32.000 sejak Natal

Pedagang ayam potong di Pekanbaru. (ANTARA/Vera Lusiana)

Pekanbaru (ANTARA) - Sejumlah ibu rumah tangga di Pekanbaru keluhkan harga ayam potong atau ayam ras masih mahal di pasar tradisional setempat, sejak alami kenaikan sambut perayaan Natal 2021 lalu.

"Harga ayam potong belum juga turun masih mahal Rp32.000 per kilogram," kata Siti (45) di Pekanbaru, Senin.

Siti mengatakan, saat ini harga ayam bertahan di harga tinggi agak lama, karena tidak lama lagi akan ada perayaan Imlek biasanya harga akan naik.

"Bisa jadi harga ayam ini gak bakalan turun kan mau Imlek awal Februari," katanya.

Hal yang sama diakui Buk Dina (40) pedagang nasi Ampera di Jalan Fajar, ia mengaku terpaksa menyikapi menu dagangannya agar tidak merugi. Sementara di sisi lain ia belum bisa menaikkan harga nasi bungkusnya.

"Harga ayam naik, tetapi harga nasi Ampera masih tetap Rp10.000 per bungkus, gak bisa naik karena jaman sulit seperti sekarang jualan juga susah," keluhnya.

Ia mengaku terpaksa menyikapinya dengan memperkecil potongan agar tidak merugi, yang penting masih bisa jual lauk ayam buat nasi Amperanya.

Sejumlah pedagang ayam di sejumlah pasar tradisional Pekanbaru, seperti Cik Puan, Rumbai, dan Kodim harga ayam potong saat dijumpai ANTARA mengakui kenaikan sudah terjadi menjelang perayaan Natal 25 Desember 2021.

"Sebelum Natal harga ayam masih normal Rp23.000 per kilogram, lalu naik Rp4.000 per kilogram dan menjelang akhir tahun terus naik hingga bertahan di harga Rp32.000 per kilogramnya," kata Solihin pedagang ayam.

Kenaikan ini memang terjadi langsung dari agen besarnya, modalnya naik jadi untuk harga eceran juga.

Sementara itu Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru, Ingot Achmad Hutasuhut mengatakan sejauh ini kondisi harga pangan di Pekanbaru masih relatif stabil.

Kalaupun sudah ada yang alami kenaikan itu masih wajar dan hanya beberapa item seperti minyak goreng, ayam potong, telur ayam.

"Kenaikan beberapa komoditi itu dipicu karena bahan baku pembentuknya memang lagi mahal seperti minyak goreng itu karena harga sawit naik," katanya.

Ia meyakinkan stok beberapa komoditi yang alami kenaikan masih banyak di pasaran.

"Masyarakat tidak perlu kuatir barang cukup tersedia," tukasnya.