Jakarta (ANTARA) - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) meminta kepada seluruh orang tua yang masih ragu memberikan vaksin kepada anaknya untuk dapat belajar dari kondisi pandemi COVID-19 yang ada di negara maju.
“Hanya sekadar mengingatkan kembali, COVID-19 baik Delta atau Omicron itu masih ada di Indonesia. Setiap hari, sekitar 200 orang masih terkena, di Jakarta meningkat, bahkan belasan meninggal,” kata anggota Satgas Imunisasi IDAI Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, Sp.A(K), MSi dalam siaran langsung IDAI bertajuk “Vaksin COVID-19 pada Anak” yang diikuti di Jakarta, Selasa.
Menanggapi pentingnya pemberian vaksin COVID-19 pada anak, Miko menuturkan, saat ini banyak orang tua yang membandingkan kondisi pandemi COVID-19 di Indonesia dengan negara-negara maju, seperti Amerika Serikat yang sudah membuka masker setelah divaksinasi. Sehingga, timbul keraguan apakah vaksin pada anak benar diperlukan.
Padahal bila dilihat secara cermat, meskipun sudah divaksinasi, dengan membuka masker justru menimbulkan lonjakan kasus di negara maju itu. Dia menyebut Amerika dapat memiliki 200 ribu hingga 400 ribu kasus baru per harinya. Sama dengan Inggris yang meningkat drastis menjadi 100 ribu kasus per hari.
Artinya, penularan dan lonjakan kasus masih terjadi di seluruh dunia, sehingga semua negara harus melakukan hal yang sama dalam menjalankan protokol kesehatan.
Menurutnya, meskipun kondisi sedang dalam keadaan terkendali, orang tua tetap harus melindungi anak-anaknya dengan menjalankan protokol kesehatan yang ketat, seperti memakai masker dan menjalani vaksinasi. Hal tersebut dikarenakan akan lebih berbahaya bila anak-anak dan penduduk lanjut usia (lansia) terkena COVID-19.
"Jadi, kalau orang tua sudah melihat di televisi, di Amerika sudah mulai bebas, justru itulah dampaknya. Jangan ikut-ikutan, kondisi kita sedang bagus- bagusnya. Kita harus pertahankan kerja keras kita semua, jadi tolong tetap pake masker di manapun," tegas Miko.
Miko menegaskan untuk menjaga kondisi yang baik ini, diharapkan orang tua tidak perlu ragu lagi dalam memberikan anaknya vaksin COVID-19 yang disediakan pemerintah.
Ia menekankan vaksin sudah terbukti lebih banyak khasiatnya, juga diakui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Sudah pula melalui sejumlah tahapan uji klinis. Bahkan, pada penelitian di China sebanyak 550 anak yang diberikan vaksin pada saat masa percobaan terbukti aman dan tidak terjadi apa-apa.
"Intinya, kalau vaksin yang sudah dipakai di banyak negara, kita sudah melalui uji klinik fase satu, dua dan tiga. Kemudian dipublikasikan di majalah internasional resmi dan diajukan ke BPOM untuk dikaji aman dan melindungi atau tidak. Akhirnya, dibolehkan oleh BPOM pada bulan Juni untuk usia 12-17 tahun, dilanjutkan bulan November 2021 untuk anak usia 6-11 tahun," ucap dia.
IDAI minta orang tua belajar dari kondisi COVID-19 di negara maju, ajak anak divaksin
"Penularan dan lonjakan kasus masih terjadi di seluruh dunia".