Jakarta (ANTARA) - Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol. R Ahmad Nurwakhid mengatakan kesiapsiagaan ideologi menjadi wujud salah satu strategi kesiapsiagaan nasional dari negara untuk mencegah radikalisme dan terorisme di Indonesia.
"Kesiapsiagaan nasional di sini (untuk mencegah radikalisme dan terorisme) bukan hanya kesiapsiagaan fisik, pasukan yang dilakukan oleh negara melalui pemerintah dan pihak-pihak terkait, melainkan juga kesiapsiagaan ideologi," ujar R Ahmad Nurwakhid.
Baca juga: Kepala BNPT Boy Rafli Amar kunjungi UMKM mitra deradikalisasi di Kalimantan Timur
Ia mengemukakan hal tersebut saat menjadi narasumber dalam seminar kebangsaan dan kepemudaan bertajuk “Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Radikalisme dan Terorisme” yang dilaksanakan secara hybrid dan disiarkan langsung di kanal YouTube MT Darul Hasyimi Jogja, dipantau dari Jakarta, Selasa.
Ia menjelaskan kesiapsiagaan tersebut dapat dilakukan melalui vaksinasi ideologi yang memanfaatkan pendekatan agama, seperti dalam menanamkan nilai-nilai wawasan kebangsaan, Pancasila, dan nasionalisme.
Dia memandang vaksinasi ideologi berpendekatan agama itu perlu diterapkan karena kelompok radikal dan teroris di Tanah Air kerap membenturkan agama dengan negara, budaya, dan Pancasila.
Baca juga: Korban terorime Poso dan Sigi dapat bantuan dari BNPT
Melalui kesiapsiagaan ideologi itu, katanya, masyarakat Indonesia yang masih bersikap moderat akan menjadi kebal dari paparan radikalisme ataupun terorisme.
"Kesiapsiagaan ideologi itu supaya 87,8 persen masyarakat Indonesia yang masih moderat tersebut, setelah dari 100 persen dikurangi 12,2 persen yang berdasarkan hasil riset BNPT di tahun 2020 masuk kedalam indeks potensi radikalisme, memiliki imun tidak terpapar paham radikal, dan teroris,” ucap dia.
Di samping kesiapsiagaan ideologi sebagai strategi pencegahan, ia menyampaikan strategi mengatasi masyarakat yang telah terpapar radikalisme serta terorisme, baik secara sadar maupun tidak.
Baca juga: BNPT tak berencana untuk bangun kantor perwakilan di Papua
Strategi tersebut adalah pemberian moderasi beragama ataupun kontra radikalisasi melalui kontra narasi, kontra propaganda, dan kontra ideologi.
"Kontra radikalisasi seperti itu bisa diberikan melalui media sosial karena survei Setara mengatakan konten-konten keagamaan di dunia maya sebanyak 67 persen dipengaruhi konten agama yang intoleran dan radikal," ujar Ahmad Nurwakhid.
Baca juga: BNPT-FKPT ajak masyarakat untuk menghalau penyebaran faham radikal dan terorisme
Berita Lainnya
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB
Pramono Anung terbuka bagi parpol KIM Plus gabung tim transisi pemerintahan
18 December 2024 15:51 WIB
Pertamina berencana akan olah minyak goreng bekas jadi bahan bakar pesawat
18 December 2024 15:12 WIB