BPBD Cianjur berkordinasi dengan BNPB segera bangun jembatan putus di Cidauan

id cianjur, jembatan gantung, jembatan putus, bpbd cianjur, ban dalam bekas

BPBD Cianjur berkordinasi dengan BNPB segera bangun jembatan putus di Cidauan

Warga di Desa Neglasari, Kecamatan Cidaun, Cianjur, Jawa Barat, terpaksa menyeberang sungai dengan ban dalam bekas, saat hendak beraktifitas ke desa lain, karena jembatan gantung terputus. ANTARA/Ahmad Fikri

Cianjur (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Jawa Barat, terus berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) agar segera membantu pembangunan jembatan gantung yang putus di Kecamatan Cidauan, agar warga tidak terisolir.

Sekretaris BPBD Cianjur, Rudi Labis saat dihubungi Selasa, mengatakan sejak putusnya dua jembatan gantung yang merupakan akses utama warga di lima desa di Kecamatan Cidaun, membuat aktifitas warga terhambat, meski ada yang memaksakan diri menggunakan ban bekas untuk menyeberang.

"Kita sudah berkoordinasi dengan BNPB agar dapat segera membantu pembangunan kembali jembatan yang putus akibat derasnya arus sungai karena kedua jembatan tersebut merupakan akses utama ribuan kepala keluarga di lima desa," katanya.

Saat ini, ungkap dia, beberapa orang warga yang memiliki keperluan mendesak seperti berbelanja kebutuhan warung untuk keluar dari wilayah termasuk anak sekolah, terpaksa menyeberangi sungai berarus deras menggunakan ban dalam bekas.

Kepala Desa Gelarpawitan, Heri Kuswanto, mengatakan untuk beraktifitas dari Gelar Pawitan ke desa lain seperti Neglasari, warganya terpaksa menggunakan ban dalam bekas, untuk sampai ke seberang, termasuk anak usia sekolah SD, SMP dan SMA, juga melakukan hal yang sama untuk pergi dan pulang sekolah.

"Mereka terpaksa melewati sungai menggunakan ban untuk beraktivitas seperti bertani, sekolah dan kegiatan ekonomi lainnya. Sekitar 11 ribu kepala keluarga dari dua desa, Gelar Pawitan dan Neglasari yang selama ini menggunakan jembatan sebagai akses utama," katanya.

Kepala Desa Neglasari, Suparman, mengatakan saat ini, warganya mulai kesulitan mendapatkan pasokan sembako karena di sejumlah warung yang ada stok mulai menipis dan kosong karena pemilik warung kesulitan melintas saat membawa barang belanjaan.

Sehingga pihaknya berharap pemerintah daerah hingga pusat dapat segera membangun kembali jembatan yang putus karena tidak ada alternatif jalan yang dapat dilalui warga kecuali melintasi sungai dengan menggunakan ban dalam bekas.

"Terlebih saat ini, arus sungai sangat deras dan dapat mengancam keselamatan warga yang menggunakan ban dalam bekas untuk menyeberang sungai. Kami berharap pemerintah segera membangun kembali jembatan yang putus, agar warga dapat beraktifitas seperti biasa," katanya.