Bengaluru, India (ANTARA) - Harga emas sedikit berubah di sesi perdagangan Asia pada Senin pagi, melayang di dekat level tertinggi tiga minggu di sesi sebelumnya, karena kekhawatiran atas varian virus corona Omicron yang menyebar dengan cepat mengangkat daya tarik logam safe-haven.
Emas berjangka AS turun tipis 0,2 persen, menjadi diperdagangkan di 1.801,50 dolar AS per ounce pada pukul 01.13 GMT. Sementara itu, emas di pasar spot naik tipis 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 1.800,42 dolar AS per ounce.
Pasar saham Asia juga jatuh dan harga minyak turun karena melonjaknya kasus Omicron memicu pembatasan yang lebih ketat di Eropa dan mengancam akan menyeret ekonomi global memasuki tahun baru.
Kemungkinan lebih banyak pembatasan COVID-19 yang diberlakukan menjelang liburan Natal dan Tahun Baru membayangi beberapa negara Eropa karena varian Omicron menyebar dengan cepat.
Pejabat kesehatan AS mendesak warga Amerika pada Minggu (19/12/2021) untuk mendapatkan suntikan booster, memakai masker dan berhati-hati jika mereka bepergian selama liburan musim dingin, karena varian Omicron mengamuk di seluruh dunia dan akan mengambilalih sebagai varian dominan di Amerika Serikat.
Sementara itu, pejabat Federal Reserve AS secara terbuka berbicara tentang kenaikan suku bunga segera setelah Maret dan mulai menurunkan neraca bank sentral pada pertengahan 2022.
Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya mendekati level tertinggi tiga minggu di minggu sebelumnya.
Permintaan emas fisik di India menunjukkan sedikit peningkatan minggu ini karena beberapa pembeli bergegas ke toko mengantisipasi kenaikan lebih lanjut dalam harga domestik, sementara pelanggan di pusat Asia lainnya mulai berbelanja emas untuk Natal.
Logam mulia lainnya, di pasar spot perak naik 0,1 persen menjadi diperdagangkan di 22,37 dolar AS per ounce, platinum turun 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 928,23 dolar AS dan paladium turun 1,8 persen menjadi diperdagangkan di 1.749,51 dolar AS per ounce.