Pekanbaru (ANTARA) - Membaiknya kondisi Provinsi Riau selama pandemi COVID-19, membuat Bank Indonesia Kantor Wilayah Riau mencadangkan uang tunai lebih banyak, untuk keperluan masyarakat menjelang libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.
Tidak tanggung-tanggung, uang tunai Rp2,9 triliun siap digelontorkan melalui semua bank setempat untuk mendukung transaksi masyarakat.
"Proyeksi kebutuhan uang khusus Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 sebanyak Rp2,9 triliun sedikit lebih tinggi dibandingkan 2020 sebesar Rp2,7 triliun," kata Deputi Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Riau Maria Cahyaningtyas di Pekanbaru, Rabu.
Tyas juga menjamin persediaan uang tunai di Bank Indonesia Provinsi Riau dalam kondisi cukup hingga akhir tahun.
"Rp2,4 triliun diproyeksikan ditarik melalui perbankan di Pekanbaru langsung ke BI Riau, sedangkan Rp500 miliar melalui perbankan di tiga daerah seperti Rengat, Pasir Pangaraian dan Selatpanjang," ungkap dia.
Dikatakan wanita yang baru tiga bulan menjabat di BI Riau ini, kenaikan kebutuhan Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 terjadi disebabkan kondisi ekonomi setempat yang sudah mulai pulih seiring dengan melandainya kasus konfirmasi COVID-19.
"Meskipun pada tahun ini tidak terdapat Bansos tunai seperti 2020. Masyarakat diharapkan tetap belanja bijak dan mematuhi kebijakan pemerintah menghadapi Natal dan Tahun Baru, sesuai protokol kesehatan," katanya.
Ia juga menjamin proses distribusi uang tunai ke masyarakat menyambut libur Natal dan Tahun Baru berjalan baik sesuai kanal-kanal yang sudah disediakan oleh bank.
"Jangan kuatir persediaan uang tunai dalam kondisi cukup dan bisa ditarik langsung lewat bank maupun Anjungan Tunai Mandiri (ATM), namun dihimbau agar memanfaatkan kanal pembayaran non tunai," katanya.
Sebelumnya, Deputi Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Riau Maria Cahyaningtyas optimistis inflasi Riau di akhir tahun tetap terkendali, meskipun hingga Desember 2021 inflasi di Riau diyakini masih akan terus terjadi.
"Meski hingga akhir tahun nanti Provinsi Riau diprediksi bakal terus mengalami inflasi, namun angkanya masih cukup terkendali yang berada di bawah 3,5 persen," ungkapnya.
Dia menambahkan, ada banyak faktor yang menyebabkan inflasi di Riau akan terus terjadi hingga akhir tahun 2021.
Dengan demikian, Tyas menambahkan, pertumbuhan ekonomi Riau tahun 2021 juga dipercaya akan tumbuh positif.
"Kita bisa berkaca pada triwulan kedua tahun 2021, pertumbuhannya sebesar 5 persen. Pada triwulan ketiga 4 persen. Kita lihat Pemda Riau juga mulai confident atau percaya diri seiring digesanya kegiatan vaksinasi yang terus digencarkan," tutupnya.