Ketua DPRD Meranti minta pemerintah tak cuek dengan sawah terendam rob

id Sawah terendam rob ,Ketua DPRD Meranti,Anggota DPRD Meranti Sopandi

Ketua DPRD Meranti minta pemerintah tak cuek dengan sawah terendam rob

Ketua DPRD Kabupaten Kepulauan Meranti Ardiansyah (posisi kedua dari sisi kiri) bersama Anggota DPRD Komisi I Sopandi (kanan ujung) dan kelompok tani melakukan peninjauan ke lahan sawah di Desa Bina Maju, Kecamatan Rangsang Barat yang terkena dampak banjir rob, belum lama ini. (ANTARA/Rahmat Santoso)

Selatpanjang (ANTARA) - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kepulauan Meranti Ardiansyah menilai persoalan sawah petani yang terendam rob (air laut pasang) di Kecamatan Rangsang Barat dan Rangsang Pesisir perlu tindakan cepat.

Ketika dirinya terjun ke Desa Bina Maju, baru-baru ini, bersama Anggota DPRD Komisi I Sopandi, Ardiansyah melihat kondisi sawah seluas 100 hektare pasca terendam rob sangat memprihatinkan. Ditambah lagi dengan jebolnya tanggul yang membuat air asin lolos masuk ke sawah.

"Pemerintah, baik provinsi maupun pemerintah pusat harus jeli dengan persoalan ini. Saya berharap tanggul yang jebol itu dibangun baru. Karena jika dibiarkan tanpa ada tindakan, takutnya ketika air naik bakalan masuk terus ke lahan sawah," ungkap Ardiansyah, ketika ditemui ANTARA di rumah dinasnya, Selasa.

Bukan hanya soal tanggul yang jebol saja, lanjut Ardiansyah, permasalahan lain seperti pendangkalan Sungai Sendau dan klep air juga harus diperhatikan. Sungai tersebut saat ini sudah tidak bisa menampung debit air karena dipenuhi dengan sedimentasi dan ditumbuhi vegetasi tumbuhan.

"Sungai itu sudah lama dangkal, bahkan sudah rata dengan tanah. Bagaimana air bisa tertampung jika kondisi sungainya seperti itu," kata Ardiansyah.

Untuk itu, politisi Partai PAN itu meminta pemerintah agar jangan cuek dengan nasib sawah petani di pulau terluar Indonesia ini yang terkena dampak bencana alam. Persoalan yang menyangkut dengan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat perlu diprioritaskan.

"Saya minta pemerintah pikirkan dan segera berbuat langkah yang tepat untuk menyelesaikan persoalan ini. Karena di sinilah masyarakat petani di pulau terluar menopang hidup," ujarnya.

Tunggu janji Gubri

Sebelumnya, Gubernur Riau Syamsuar melakukan kunjungan kerja ke Desa Bina Maju, Kecamatan Rangsang Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti beberapa bulan yang lalu. Persoalan normalisasi Sungai Sendau dan Sungai Melai telah disampaikan oleh petani setempat.

Di hadapan ratusan petani Rangsang Barat dan Rangsang Pesisir, Gubri berjanji untuk segera mengirim alat untuk melakukan normalisasi ke dua sungai tersebut.

Menunggu janji, tanggul pun keburu jebol. Padahal bertanam padi inilah yang menjadi satu-satunya usaha masyarakat desa setempat dalam menopang kehidupan keluarga.

"Kami mengharapkan ada perhatian serius dari pemerintah baik kabupaten maupun provinsi agar tanggul bisa diperbaiki dan sungai bisa segera dinormalisasi," harap Muhamad Fairus, seorang petani asal Desa Bina Maju, Kamis (9/12) lalu.

Sementara itu, Anggota DPRD Kepulauan Meranti, Sopandi merasa iba dengan nasib sawah petani di daerah pemilihannya. Ia mengungkapkan rusaknya lahan sawah masyarakat di Rangsang Barat dan Rangsang Pesisir akibat air laut pasang di akhir tahun.

Ditambah pula dengan rusaknya tanggul dan pendangkalan Sungai Sendau dan Sungai Melai. Air yang masuk akan lama keluar karena sungainya dangkal. Apalagi saat ini musim penghujan, maka akan semakin mempersulit kondisi.

"Saya selaku wakil dari masyarakat Rangsang Barat dan Rangsang Pesisir berharap pak Gubernur Riau bisa melakukan normalisasi dua sungai ini. Apalagi tanggulnya sudah jebol pak. Untuk itu, kita minta juga tanggulnya juga direhab," ungkapnya.