Pekanbaru, (antarariau.com) - Ratusan warga pedalaman di Kabupaten Rokan Hulu, Riau, mendatangi kantor bupati setempat untuk menggelar aksi demonstrasi menuntut pembebasan lahan seluas 200 hektare yang diklaim hak mereka.
"PT Hutahean terus saja membandel, kami warga pedalaman merasa dibodohi dan terpaksa mendemo bupati (Achmad)," kata Amin, selaku koordinator aksi tersebut, Kamis.
Massa yang terdiri lebih dari 200 kepala keluarga ini, rata-rata merupakan petani. Mereka menuntut agar ada desakan dari pemerintah daerah itu untuk bisa menyelesaikan masalah sengketa lahan seluas 200 hektare yang diklaim telah diserobot PT Hutahean.
"Aksi ini kami gelar sejak pukul 11.00 dan sampai saat ini (pukul 12.00 WIB) kami tetap menggelar aksi menuntut bupati turun tangan untuk mengatasi masalah yang tak tuntas-tuntas ini," katanya.
Dalam aksi ini, para pengunjuk rasa juga melibatkan anak-anak mereka sambil terus berorasi menuntut dukungan pemerintah setempat.
Rata-rata massa menurut dia merupakan warga pedalaman yang menetap di Desa Muara Dilam dan Desa Teluk Sono yang mengesalkan adanya pola kerja sama perluasan perkebunan (KKPA) dengan PT Hutahean.
Janji pemberian lahan seluas 200 hektare, kata dia, sejauh ini tak kunjung terealisasi sehingga pihaknya harus turun ke jalan.
"Kami telah berulang ke DPRD, namun banyak janji-janji bohong. Kami ini miskin, cabut sawit tinggal tanah, musnahkan PT Hutahean," paparnya.
Namun setelah berjam-jam menggelar aksi sambil berorasi, para demonstran yang membawa anak-anaknya ini tidak juga mendapat sambutan dari sang bupati, Achmad.
Situasi dikhawatirkan bakal memanas, namun belum dikabarkan adanya aksi-aksi anarki dari para pengunjuk rasa. Demonstrasi ini mendapat pengawalan puluhan aparat kepolisian dan aparat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).