Jakarta (ANTARA) - Psikolog klinis dan keluarga dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Pritta Tyas Mangestuti mengatakan kegiatan bermain pada anak memiliki manfaat besar bagi tumbuh kembang dan perilaku ketika dewasa.
Pritta menjelaskan masih banyak orangtua yang tidak mau tahu tentang masalah tumbuh kembang anak. Tidak sedikit pula yang memarahi anak lantaran menggunakan berbagai jenis perabotan rumah tangga untuk menghidupkan imajinasinya.
Baca juga: TNI ajak anak di pegunungan Papua belajar dan bermain
"Meskipun kelihatannya bebas, saat anak-anak bermain dengan mainannya, itu bermanfaat untuk tumbuh kembangnya," ujar Pritta dalam webinar pada Sabtu.
Saat orangtua melakukan storytelling bersama anak dengan cerita yang seru dan menarik, maka si kecil akan menyerap berbagai kata yang diucapkan. Ketika anak berusia 3-4 tahun kegiatan bercerita akan melatihnya untuk merangkai kaca saat berbicara.
Kegiatan bermain juga dapat melatih perkembangan sosialnya dan empati. Salah satu permainan yang bisa melatih kemampuan ini adalah role play atau meniru, seperti menjadi dokter, koki, polisi dan lainnya
Baca juga: Tips agar anak tidak lupa waktu untuk belajar saat bermain
"Manfaat berikutnya early math skill. Jangan salah, salah satu manfaat dari permainan adalah pondasi matematika tapi bukan hitung-hitungan," kata Pritta.
"Saat anak bermain mengisi air di gelas misalnya, dia akan tahu kalau ngisinya kepenuhan akan tumpah, dia nanti akan bisa mengira-ngira," lanjutnya.
Pritta juga mengatakan bahwa bermain bisa membantu anak meregulasi emosinya, memahami keinginan orang lain dan menumbuhkan rasa percaya diri.
Baca juga: Psikolog: anak tak butuh barang tapi waktu untuk menemani bermain
"Saat bermain, biar anak yang memutuskan mau main apa, minta dia untuk berani mengutarakan. Ini akan membuatnya percaya diri dan sangat penting untuk dia mengambil keputusan saat dewasa," ujar Pritta.
Yang paling penting adalah bermain dapat mengoptimalkan fungsi eksekutif. Hal ini sangat berguna ketika anak dewasa untuk mengontrol fokus perhatian.
Baca juga: Bermain gawai sebabkan stimulasi pertumbuhan anak tidak optimal
"Sekarang kan banyak ya orang melakukan berbagai hal diwaktu bersamaan, kalau fungsi eksekutifnya bagus maka orang itu bisa mengontrol mana yang jadi fokus perhatiannya," ujar Pritta.
"Kalau enggak bagus, dia akan panikan saat menghadapi sesuatu, level stres cepat naik. Semua ini enggak tumbuh secara alami tapi dibentuk saat anak-anak bermain," imbuhnya.
Selain itu, bermain juga dapat menurunkan tingkat stres pada anak, kelelahan, depresi dan menaikkan rentang konsentrasi saat belajar.
Baca juga: Menghindarinya dari Kecanduan Main Game, Perusahaan di Riau Diminta Bangun Taman Bermain Anak
Berita Lainnya
Menaker Yassierli sebut miliki JKP sebagai langkah mitigasi hadapi PHK
26 November 2024 17:03 WIB
Presiden Prabowo naikkan Rp2 juta untuk guru non-ASN dan 1 gaji pokok untuk ASN
26 November 2024 16:54 WIB
Majelis Permusyawaratan Rakyat resmi bentuk Kaukus Kebangsaan dan Pembangunan Berkelanjutan
26 November 2024 16:48 WIB
Telkomsel hyper AI terapkan teknologi self-adaptive feedback terbaru bersama ZTE untuk perkuat jaringan 4G di Makassar dan Kendari
26 November 2024 16:28 WIB
Ini upaya BPBD DKI Jakarta agar TPS aman dari banjir saat pilkada
26 November 2024 16:19 WIB
Di hadapan Presiden Prabowo dan MBZ, Menteri ESDM sepakati kerja sama energi
26 November 2024 16:14 WIB
Akademisi: Indonesia berpotensi tinggi kembangkan industri dirgantara dalam negeri
26 November 2024 16:07 WIB
Presiden Prabowo Subianto panggil menteri-menteri bahas bansos hingga gaji guru
26 November 2024 15:40 WIB