Psikolog: anak tak butuh barang tapi waktu untuk menemani bermain

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara,psikolog

Psikolog: anak tak butuh barang tapi waktu untuk menemani bermain

Ilustrasi kebersamaan keluarga (ANTARA/Pixabay)

Jakarta (ANTARA) - Sebagian orang tua berpikir bahwa memberikan barang kepada anak adalah salah satu bukti perhatian, padahal yang diinginkan oleh sang anak adalah kehadiran ayah ibunya untuk menemani bermain.

Psikolog anak dan pendidikan Dian Nirmala mengatakan anak membutuhkan perhatian dari orang tua untuk menanyakan kabar atau perasaannya. Dari situ, ia akan percaya kepada orang tuanya dan berani mengungkapkan perasaan.

Baca juga: Psikolog sarankan untuk bekali anak jalani norma hidup normal baru

"Orang tua berpandangan ngasih barang udah cukup tapi kenyataannya anak enggak butuh itu. Anak lebih senang diberikan waktu, perhatian dan mengharapkan kehadiran yang utuh bersama mereka untuk bisa mengungkapkan apa isi hatinya," ujar Dian dalam bincang-bincang virtual, Rabu (1/7).

Saat merasa diabaikan oleh orang tuanya karena sibuk bekerja atau mengurus hal lain, anak akan memilih bermain gawai dan akhirnya lebih tertarik dengan barang tersebut daripada bermain dengan orang tuanya.

"Kenapa gadget jadi begitu menarik? Itu pe-er (pekerjaan rumah) kita untuk menampilkan hal yang lebih menarik. Satu yang tidak bisa didapat dari gadget adalah umpan balik, perasaan emosional tetap dibutuhkan sama anak," jelas Dian.

"Enggak apa-apa ada gadget tapi harus main sama anaknya, bisa juga kan main gadget bersamanya sambil diselingi dengan permainan lain, enggak perlu mewah bisa menyusun balok-balok, buku-buku atau dari kartu terserah mereka mau disusun jadi apa. Banyak barang tergeletak, rumah berantakan biarin aja, kita lihat apa yang bisa dia dapat dari situ," lanjutnya.

Membiarkan anak untuk berimajinasi dengan mainan akan membantu merangsang kreativitas dan rasa percaya dirinya apalagi jika diberi pujian atas pekerjaannya. Hal tersebut akan sangat berguna untuk membantu anak yang pemalu atau pendiam dalam mengungkapkan perasaan.

"Anak kalau udah banyak pengalaman akan lebih percaya diri untuk mengungkapkan sesuatu tapi memang perlu effort untuk memancing anak cerita. Kadang anak juga enggak mau dipancing, cukup beri ruang untuk anak berekspresi. Beri penghargaan atas usahanya, saat dia merasa dihargai, ia akan yakin kalau bisa lebih dari itu," ujar Dian.

Baca juga: Panik dan stres sebabkan daya tahan tubuh menurun, begini tips dari Psikolog

Baca juga: Psikolog : Kualitas komunikasi orang tua dan anak tekan kenakalan


Pewarta: Maria Cicilia