Jakarta (ANTARA) - Psikolog Wiene Dewi dari Himpunan Psikolog Indonesia (Himpsi) mengatakan kepanikan, cemas serta stres dapat menyebabkan daya tahan tubuh menurun sehingga rentan terhadap penyakit termasuk terinfeksi Virus Corona.
"Jika kita sedang marah, cemas, sedih dan tertekan maka otak kita akan mengeluarkan hormon noradrenalin, yaitu hormon yang sangat beracun yang membuat fisik kita menjadi lemah, sakit-sakitan, cepat tua dan cepat mematikan syaraf," kata Wiene kepada ANTARA, Jakarta, Kamis.
Dalam menghadapi masa krisis COVID-19, Wiene mengatakan masyarakat harus berpikiran positif dan tenang supaya mentalnya sehat dan daya tahan tubuh tidak melemah. Dengan daya tahan tubuh yang tetap terjaga baik, maka tubuh tidak mudah terkena penyakit.
Terhadap masalah wabah Virus Corona, warga diharapkan tetap tenang, dapat mengenali gejala-gejala COVID-19 serta mengikuti arahan pemerintah sehingga dapat bertindak antisipatif terukur dengan tidak memiliki kecemasan berlebihan atau kekhawatiran dan stres terus menerus.
"Mari kita saling mendukung dan jangan saling menyalahkan," ujarnya.
Baca juga: Psikolog: orangtua tidak sadar tanamkan perilaku bully ke anak
Jika ingin sehat, ujar Wiene, hormon endorfin harus banyak keluar dari dalam tubuh karena hormon ini dapat memperkuat daya tahan tubuh dan meningkatkan stamina.
Wiene berbagi tips untuk memperkuat daya tahan tubuh dan meningkatkan stamina dalam menghadapi Virus Corona yang menjadi masalah Indonesia dan global saat ini, yakni harus berpikiran positif, berperasaan serta emosi positif dan juga bersyukur.
Dengan begitu, secara otomatis tubuh akan mengeluarkan hormon endorfin atau yang dikenal dengan "hormon kebahagiaan". Tips itu juga akan membantu menjaga kesehatan mental.
Langkah pencegahan penyebaran Virus Corona penyebab COVID-19 secara fisik dapat dilakukan antara lain dengan mencuci tangan, menjaga jarak sosial, makan makanan yang bergizi dan seimbang, menjaga kebugaran tubuh, menjaga kebersihan dan kesehatan.
Wiene juga mengimbau masyarakat selektif dalam mengkonsumsi berita, yakni berita yang berasal dari sumber kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan.
Warga juga diharapkan tidak menyebarkan konten informasi yang belum terpercaya atau bahkan yang memperburuk keadaan sehingga dapat menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat.
"Hentikan mengunggah informasi yang akan memperburuk situasi," ujar Wiene.*
Baca juga: Psikolog: hindari narkoba dengan menerapkan pola hidup sehat
Baca juga: Sikap Cuek berguna untuk melawan pelaku Bully. Kok bisa?