Kemenkeu: Presidensi G20 RI akan jadi forum efektif untuk selesaikan masalah global

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, Presidensi g20

Kemenkeu: Presidensi G20 RI akan jadi forum efektif untuk selesaikan masalah global

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam pertemuan bersama masa Presidensi G20 di Italia, Jumat (29/10/2021). (ANTARA/HO-Kemenkeu/pri)

Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menyatakan Presidensi G20 pada 2022 yang diselenggarakan di Indonesia akan menjadi forum yang efektif untuk menyelesaikan permasalahan global.

“Kita akan memastikan arah diskusi mampu mengkatalisasi kerja sama antar negara agar terjadi pemulihan yang kuat, inklusif, dan berkelanjutan,” kata Febrio Kacaribu di Jakarta, Senin.

Baca juga: Menkeu Sri Mulyani sebut kualitas pendidikan ekonomi syariah penting ditingkatkan

Pemerintah Indonesia memiliki agenda-agenda prioritas baik pada jalur Sherpa maupun jalur keuangan yang lebih fokus pada isu ekonomi dan keuangan internasional untuk menjawab kebutuhan global.

Agenda prioritas jalur keuangan yang diusulkan Indonesia di antaranya fokus pada penanganan isu-isu global terkini seperti exit policy melalui diskusi mendalam tentang peningkatan pengawasan dan pemantauan risiko global.

Kebijakan smooth exit strategy akan dilakukan dengan tetap memperhatikan kondisi masing-masing negara yang berbeda-beda.

Baca juga: Menkeu Sri Mulyani sebut stimulus global capai 12 triliun dolar AS hadapi pandemi

Indonesia juga akan merumuskan rancangan strategi terukur untuk menarik kembali stimulus fiskal dan moneter di masa pandemi secara bertahap serta disesuaikan dengan perkembangan dan kecepatan pemulihan antar negara.

Selain itu, pengembangan pilihan kebijakan dalam mengatasi masalah neraca sektor publik maupun swasta juga akan terus dilakukan.

Adapun agenda prioritas lainnya yaitu mengatasi isu scarring effect yang dapat menghambat potensi pertumbuhan pada jangka menengah dan panjang.

Baca juga: Jokowi: G20 jadi contoh kerja sama atasi perubahan iklim

Pemerintah akan mendorong dilakukannya realokasi tenaga kerja untuk mengatasi isu pengangguran serta mendorong peningkatan kreativitas dan produktivitas.

Selain itu, realokasi modal turut akan terus diupayakan sebagai langkah untuk mengatasi permasalahan stagnansi tingkat produksi dan operasional dalam rangka mendukung pertumbuhan investasi.

Sementara dalam mengatasi scarring effect, Febrio mengatakan perlu ada keseimbangan melalui upaya untuk meningkatkan produktivitas, menjaga laju pertumbuhan, dan tetap waspada mencegah lonjakan COVID-19 dan mutasinya.

Baca juga: Presiden Joko Widodo akan hadiri KTT G20 dan lakukan sejumlah pertemuan bilateral

Pemerintah juga akan meningkatkan inklusi digital dan mengatasi kesenjangan digital serta membuat kebijakan menangani isu struktural seperti potensi penurunan output jangka menengah dan panjang dan ketenagakerjaan.

Dukungan global untuk negara rentan dilakukan melalui Special Drawing Rights (SDR) Allocation, fasilitas pembiayaan Multilateral Development Banks (MDBs), agenda restrukturisasi utang dan dukungan lainnya.

Percepatan investasi di bidang infrastruktur khususnya setelah pandemi turut diupayakan termasuk melalui transformasi infrastruktur digital dan peningkatan investasi swasta.

Baca juga: Presiden RI Joko Widodo akan sampaikan 3 pandangan utama di KTT G20 Roma

Untuk agenda keuangan berkelanjutan akan diarahkan pada transisi yang adil dan terjangkau untuk mempercepat pemulihan ekonomi ramah lingkungan melalui pembiayaan berkelanjutan dan potensi pengembangan nilai ekonomi karbon atau carbon pricing.

Terakhir, regulasi keuangan dalam rangka mengembangkan sistem keuangan digital semakin diperkuat posisinya dengan ruang diskusi yang menekankan pada dampak inovasi digital.

“Ini tidak hanya berfokus pada manfaat inovasi digital tetapi juga membahas pentingnya menahan potensi risiko yang muncul,” ujar Febrio.

Baca juga: Italia masih berharap KTT G20 digelar bahas situasi Afghanistan