Pemerintah Kota Jakarta Barat akan ubah lumpur saluran air jadi bata beton

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, lumpur

Pemerintah Kota Jakarta Barat akan ubah lumpur saluran air jadi bata beton

Sejumlah alat berat melakukan pengerekan sampah dan sedimen lumpur di Kali Mukevart Daan Mogot, Jakarta Barat, Rabu (6/9/2021). (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/hp.)

Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Barat (Pemkot Jakbar) berencana akan mengubah lumpur hasil galian saluran air menjadi bata beton (conblock).

"Kita sedang kaji bersama beberapa ahli dari beberapa universitas. Apakah lumpur-lumpur ini bisa dimanfaatkan dan cocok untuk pembuatan 'conblock'," kata Camat Kembangan Joko Mulyono saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Kondisi lumpur yang tebal dan batuan longsor persulit pencarian korban banjir Ngada

Kegiatan pemanfaatan lumpur dari saluran air itu akan dilaksanakan oleh jajaran Kecamatan Kembang, Jakarta Barat.

Munculnya ide pemanfaatan ini, lanjut Joko, bermula dari banyaknya temuan lumpur di beberapa saluran kawasan Kembangan saat dilakukan pembersihan.

Baca juga: Datangi lokasi semburan lumpur, Waka DPRD Riau minta Dinas ESDM bertindak cepat

Joko pun memilih untuk memanfaatkan kembali lumpur tersebut dibandingkan membuangnya langsung ke tempat pembuangan.

Lebih lanjut, setelah proses pengkajian selesai, Joko dan beberapa pihak lainnya akan memantau volume lumpur yang ditemukan di dalam saluran.

Setelah itu pihaknya akan mempertimbangkan proses pengolahan lumpur tersebut menjadi bata beton.

Baca juga: KBRI Kuala Lumpur tuntaskan tunggakan gaji PLRT sebesar Rp2,9 miliar

Pihaknya bahkan sudah memetakan wilayah mana yang direncanakan akan dijadikan tempat pengolahan lumpur.

"Rencananya tempatnya di blok 35 dekat Pasar Jabon. Di sana ada tempat yang agak luas," kata Joko.

Jika seluruh proses berjalan dengan lancar, Joko memperkirakan pengerjaan awal akan dimulai pada Januari 2022.

Baca juga: 131 pekerja tak resmi Indonesia dipulangkan dari Malaysia

Nantinya, hasil pengolahan tersebut akan dijual hingga dipakai untuk pembangunan fasilitas warga.

"Jika sudah produksi banyak akan kita manfaatkan secara ekonomis, namun untuk awal mungkin kita gunakan untuk pembangunan sendiri," kata Joko.

Baca juga: Lubang semburan gas dan lumpur di pesantren Pekanbaru belum bisa ditutup, begini penjelasannya