Kupang (ANTARA) - Tim SAR gabungan hingga Senin (6/9) siang, masih kesulitan menemukan seorang korban bencana banjir bandang dan longsor bernama Mikael Jeko (40) akibat tebalnya lumpur dan batuan yang longsor.
"Sampai siang ini belum ditemukan. Tim SAR masih terus melakukan pencarian," kata Kasat Reskrim Polres Ngada Iptu. I Ketut Rai Artika saat dihubungi ANTARA dari Kupang, Senin.
Baca juga: Longsor timbun lima rumah di Ngada
Hal itu disampaikannya berkaitan dengan perkembangan pencarian korban bencana alam longsor dan banjir bandang yang terjadi di desa Malapedho, Kecamatan Inerie, Kabupaten Ngada, NTT.
Ia mengatakan saat ini sudah ada dua korban hilang yang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Dua korban itu adalah seorang balita dan satu lagi adalah seorang ibu sedang mengandung lima bulan.
Baca juga: Ratusan rumah warga di Cikarang, Bekasi terendam banjir
Ibu yang mengandung lima bulan itu adalah istri dari Mikael Joko, yang saat banjir bandang rumahnya ikut terseret oleh banjir.
"Proses pencarian juga sudah diperluas, dari semula hanya di daratan, kini tim sudah dibagi dua dengan pencarian hingga ke laut," ujar dia.
Untuk mengali lumpur yang tebal dan batuan saat longsor, tim SAR mengerahkan tiga unit alat berat.
Baca juga: Banjir dan longsor di Jepang, satu orang tewas dan dua hilang
Sebelumnya diberitakan longsor dan banjir bandang terjadi di desa Malapedho, Kecamatan Inerie, Kabupaten Ngada pada Sabtu (4/9) dini hari.
Akibat bencana itu, seorang anak ditemukan meninggal, satu anak lagi ditemukan selamat, namun kaki kirinya patah. Sementara korban suami istri yang hilang, hingga kini yang baru ditemukan istrinya, sedangkan suaminya hingga kini masih terus dicari.