Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Indonesia-Timor Leste telah menerima 144 senjata api dari warga Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Kupang dan Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Senjata-senjata api itu terdiri dari 126 senapan Springfield, 18 pistol rakitan," kata Perwira Penerangan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Indonesia-Timor Leste Batalion Artileri Medan 6/3 Kostrad, Letnan Dua Arm Panji Bagaskara, di Atambua, Kamis.
Baca juga: Satgas Pengamanan Perbatasan RI-Malaysia tanamkan nasionalisme bagi anak-anak di perbatasan
Ia mengemukakan hal itu, dalam percakapan dengan ANTARA melalui telepon genggam terkait banyaknya warga di wilayah perbatasan yang masih menyimpan senjata api setelah eksodus dari Timor Leste pada 1999.
Selain senjata api, mereka juga telah menerima 1.421 butir amunisi dan lima granat. "Sejak bertugas pada Maret hingga akhir September 2021 ini, kami telah menerima penyerahan ratusan senjata api dan ribuan amunisi serta granat dari warga. Semua senjata dan amunisi tersebut diserahkan kepada Korem 161/Wira Sakti untuk disimpan," kata dia.
Baca juga: Satgas Pamtas dampingi Tim BNPP tinjau lokasi patok perbatasan RI-Malaysia
Dokumentasi seorang warga perbatasan menyerahkan kepada salah seorang personil Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Indonesia-Timor Leste Batalion Artileri Medan 6/3 Kostrad beberapa waktu lalu.
Menurut dia, penyerahan senjata dan amunisi oleh warga ini karena warga mulai merasa dekat dengan prajurit TNI AD yang bertugas di lapangan.
"Dengan keterlibatan personil pada kegiatan-kegiatan sosial di masyarakat, diharapkan warga merasa dekat dengan personil TNI AD dan mau menyerahkan senjata yang mereka miliki," kata Bagaskara.
Baca juga: Satgas Pamtas gagalkan penyelundupan puluhan botol miras asal Malaysia
Baca juga: Satgas TNI mengajar anak di perbatasan RI-PNG