Sydney (ANTARA) - Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada Jumat menjanjikan lebih banyak kebebasan bagi warga yang divaksin, bahkan ketika negara bagian terbesar kedua di negara itu melaporkan kenaikan kasus baru COVID-19 harian tertinggi kedua pada 2021.
Morrison mengatakan para pemimpin federal dan negara bagian akan membahas tentang paspor vaksin dan memperluas karantina rumah ketika mereka bertemu dalam rapat kabinet nasional pada Jumat sore.
Baca juga: Bupati: Meski pandemi, program Siak Hijau tetap berjalan
"Anda akan melihat orang yang divaksin dapat bergerak dan melakukan lebih banyak hal," kata Morrison kepada stasiun radio 3AW.
"Mereka cenderung tidak terkena virus, menularkan virus, atau mendapatkan penyakit serius dan berakhir di rumah sakit. Jadi, itu tidak akan memberi tekanan pada sistem rumah sakit umum," ujarnya.
Para pejabat kesehatan Australia telah memperingatkan bahwa wabah varian Delta saat ini kemungkinan akan membebani sistem perawatan kesehatan ketika negara-negara bagian melanjutkan rencana untuk mencabut penguncian (lockdown) di Sydney, Melbourne, Canberra dan beberapa daerah lainnya.
Baca juga: Gandeng semua pihak termasuk Kadin, Polda Riau targetkan "Herd Immunity segera tercapai
Negara bagian Victoria pada Jumat melaporkan 510 kasus baru COVID-19 dan satu kematian baru. Sebagian besar kasus COVID-19 Victoria berada di ibu kota Melbourne.
Sebelumnya negara bagian tersebut melaporkan 514 kasus baru COVID-19 pada Kamis, yakni angka tertinggi dalam wabah saat ini.
Morrison telah menganjurkan pembukaan kembali Australia sejalan dengan meningkatnya tingkat vaksinasi.
Dia mengonfirmasi bahwa 70,6 persen dari populasi Australia yang berusia di atas 16 tahun telah menerima dosis pertama vaksin COVID.
Baca juga: Nigeria prioritaskan penggunaan empat vaksin COVID, kecuali Sinopharm
Di bawah rencana pembukaan kembali nasional pemerintah federal, para pemimpin negara-negara bagian dan wilayah Australia telah didesak untuk secara bertahap melonggarkan aturan pembatasan yang ketat, termasuk kontrol perbatasan.
Langkah pelonggaran itu diputuskan setelah 70-80 persen populasi orang dewasa di Australia telah divaksin sepenuhnya.
Namun, tidak semua pemimpin negara bagian dan wilayah setuju dengan rencana pembukaan kembali tersebut.
Baca juga: Empat pelanggar prokes di Meranti disanksi push up dan baca Al Fatihah
Morrison mengatakan kabinet nasional akan mempertimbangkan kapan harus mulai mengurangi karantina hotel dan menggantinya dengan karantina rumah bagi para pelancong yang tiba di Australia.
Negara bagian New South Wales dan Victoria sedang menguji perangkat lunak pengenalan wajah yang memungkinkan polisi memeriksa orang-orang di rumah selama karantina COVID-19. Langkah itu memperluas uji coba kontroversial yang telah dikritik oleh para aktivis privasi.
Baca juga: Bupati Siak ingatkan rumah ibadah untuk sediakan masker
Bahkan dengan wabah varian Delta yang bergerak cepat, Australia sebagian besar telah berhasil menekan jumlah kasus infeksi coronanya untuk tidak mencapai angka tinggi seperti yang terlihat di banyak negara maju lainnya.
Keberhasilan itu dicapai melalui langkah penguncian cepat dan karantina hotel untuk para pelancong internasional.
Australia sejauh ini mencatat sekitar 81.000 kasus COVID-19 dan 1.129 kematian akibat infeksi virus corona.
Sumber: Reuters
Berita Lainnya
Menteri ESDM Bahlil sebut kenaikan PPN 12 persen tak pengaruhi harga BBM
19 December 2024 16:58 WIB
Prof Haedar Nashir terima anugerah Hamengku Buwono IX Award dari UGM
19 December 2024 16:35 WIB
NBA bersama NBPA hadirkan format baru untuk laga All-Star 2025
19 December 2024 16:16 WIB
PPN 12 persen, kebijakan paket stimulus dan dampak terhadap ekonomi
19 December 2024 15:53 WIB
Pertamina Patra Niaga siap lanjutkan program BBM Satu Harga di 2025
19 December 2024 15:47 WIB
BNPT-PBNU sepakat terus perkuat nilai Pancasila cegah ideologi radikalisme
19 December 2024 15:38 WIB
Maskapai Garuda Indonesia tambah pesawat dukung operasional di liburan
19 December 2024 15:19 WIB
Kemenekraf berkolaborasi untuk bantu promosikan produk kreatif
19 December 2024 14:52 WIB