UMKM Riau diajak manfaatkan ajang ISCFF 2021 untuk bangkit dari krisis

id UMKM Riau,Investasi riau

UMKM Riau diajak manfaatkan ajang ISCFF 2021 untuk bangkit dari krisis

Webinar Security Crowdfunding Forum 2021 (ISCFF 2021)  ke-2, diharapkan jadi ajang kebangkitan UMKM di Pekanbaru, Senin (13/9/2021). (ANTARA/HO-humas)

Pekanbaru (ANTARA) - Sejumlah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Riau yang kini sangat tertekan akibat Pandemi COVID-19, diajak untuk kembali bangkit dari keterpurukannya lewat berbagai upaya yang ditawarkan baik oleh pemerintah maupun swasta guna menjadi penggerak ekonomi bangsa.

Seperti ajang yang ditawarkan oleh PT Numex Teknologi Indonesia (LandX) lewat Indonesia Security Crowdfunding Forum 2021 (ISCFF 2021) ke-2, yang diselenggarakan di Pekanbaru, Senin, secara virtual, akan menjadi peluang untuk UMKM mendapatkan tips serta peluang modal segar untuk usaha.

"Kami tidak punya batasan target di Riau sebanyak-banyaknya UMKM bisa bergabung guna mendapatkan dana segar maupun investor berinvestasi," kata Co-Founder CMO LandX, Romario Sumargo.

Dikatakan Romario, ISCFF 2021 adalah rangkaian kegiatan edukasi inklusi keuangan yang mengundang para pelaku bisnis, pakar investasi dan investor yang sebagian besar anak muda melalui kegiatan webinar, UMKM Clinic serta forum interview yang akan diselenggarakan di 12 kota di Indonesia.

Mengangkat tema 'Patungan bisnis di tengah masa pandemi melalui metode Securities Crowdfunding'.

LandX menghadirkan beberapa pakar keuangan dan UKM yang akan memberikan UMKM dan anak muda di daerah Pekanbaru, tips dan trik model investasi yang sedang menjadi tren saat ini.

"Dengan adanya ISCFF 2021, diharapkan para anak muda dapat mengenal dan belajar akan finansial terutama keuangan dan investasi digital serta dapat melahirkan iklim investasi yang positif bagi UMKM dan anak muda Pekanbaru," katanya.

Dikatakan Romario Sumargo, ISCFF 2021 di Pekanbaru, Riau adalah wujud nyata komitmen LandX dalam meningkatkan literasi anak muda akan investasi digital. Dengan 2.8 juta potensi anak muda yang berada di Riau menurut data yang dikeluarkan BPS pada 2019.

"Kami berharap literasi yang kami berikan dapat meningkatkan jumlah anak muda yang melakukan investasi atau menjadi seorang investor," katanya.

Permasalahan literasi juga berdampak besar terhadap jumlah masyarakat yang melakukan investasi atau menjadi seorang investor. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat bahwa baru 1,2 persen atau sebanyak 3,2 juta orang Indonesia yang memiliki saham/investasi di pasar modal. Guna mendorong peningkatan minat investasi di Indonesia serta meningkatkan angka kesadaran inklusi keuangan terus bertumbuh.