Manila (ANTARA) - Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada Kamis membantah tuduhan bahwa pasokan medis, seperti alat pelindung diri dan masker, yang dibeli pemerintah terlalu mahal.
Duterte mengecam anggota parlemen yang menyelidiki pejabat pemerintah atas pembelian darurat pasokan medis itu pada tahun lalu.
Baca juga: Presiden Filipina Duterte cabut larangan pengiriman pekerja medis ke luar negeri
Duterte masih tetap populer di Filipina, tetapi pemerintahannya makin sering mendapat kritik atas langkah penanganan terhadap salah satu wabah virus corona terburuk di Asia itu.
"Pada puncak pandemi, ketika itu dimulai, kita tidak punya apa-apa. (Pembelian pasokan medis) itu mahal karena kurangnya pasokan," kata Duterte dalam pidato nasional mingguan pada larut malam.
Anggota parlemen oposisi Filipina mempertanyakan kesepakatan darurat pemerintah untuk membeli pasokan medis dari perusahaan bermodal rendah yang memiliki hubungan dengan sejumlah pejabat pemerintah.
Dalam rapat dengar pendapat soal anggaran, pejabat kementerian kesehatan Filipina dicecar dengan pertanyaan-pertanyaan tentang dana pandemi yang tidak terpakai.
Baca juga: Protes kehadiran sampah, Filipina tarik diplomat dari Kanada
Para auditor negara telah menandai "kekurangan" pada lebih dari 1 miliar dolar AS dalam dana penanganan COVID-19 nasional Filipina.
"Senat, jangan selidiki program yang sedang berlangsung. Kalian akan menggagalkannya dengan kegemaran menyelidiki kantor-kantor pemerintah," kata Duterte.
Dengan 2 juta kasus infeksi virus corona dan 33.680 kematian akibat COVID-19, Filipina memiliki jumlah kasus dan kematian COVID-19 tertinggi kedua di Asia Tenggara, setelah Indonesia.
Baca juga: Rodrigo Duterte Kembali Perintahkan Polisi Untuk "Perangi" Narkoba
Lonjakan kasus COVID-19 yang dipicu oleh varian Delta membanjiri rumah sakit di Filipina, sementara para petugas kesehatan telah memprotes untuk mengakhiri "pengabaian pemerintah" dan tunjangan yang tidak dibayar.
Duterte, yang dilarang oleh konstitusi untuk mencalonkan diri lagi, berencana maju sebagai wakil presiden dalam pemilihan umum tahun depan.
Baca juga: Ciptakan Topeng Wajah Presiden Duterte, Profesor Seni Filipina Untung Besar
Para kritikus memandang langkah Duterte itu sebagai upaya untuk memperluas kekuasaannya.
Sumber: Reuters
Berita Lainnya
Rusia berharap dapat lanjutkan dialog dengan AS usai kemenangan Donald Trump
16 November 2024 12:06 WIB
Presiden Prabowo Subianto bertemu PM Luxon bahas perdagangan hingga inovasi
16 November 2024 11:53 WIB
PT PAL dan Kemhan laksanakan proses keel laying kapal Fregat Merah Putih ke-2
16 November 2024 11:35 WIB
Donald Trump pilih Karoline Leavitt sebagai Sekretaris Pers Gedung Putih
16 November 2024 11:25 WIB
Simak LISA BLACKPINK buka Fan Meetup di Jakarta hingga Gaikindo soal PPN 12 persen
16 November 2024 11:16 WIB
SEVENTEEN dikabarkan akan tambah jadwal konser di Indonesia pada Februari 2025
16 November 2024 11:00 WIB
Ketua DPR Puan Maharani sebut judi daring berpotensi buat hak anak terabaikan
16 November 2024 10:38 WIB
Gunung Semeru mengalami beberapa kali erupsi pada Sabtu pagi
16 November 2024 10:32 WIB