Manila (Antarariau.com) - Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada Selasa (5/12) mengatakan kepada kelompok HAM yang mengkritik perang anti-narkoba mematikannya untuk "pergi ke neraka" setelah presiden itu memerintahkan polisi kembali ke garis depan.
Duterte telah menarik kepolisian kurang dari dua bulan lalu sebagai respons atas meningkatnya penentangan terhadap tindakan tersebut. Namun, juru bicaranya mengatakan bahwa dia sekarang melibatkan kepolisian karena kejahatan narkoba telah meningkat selama mereka tidak ambil bagian.
Presiden tidak menghiraukan kritik terkait ribuan orang yang tewas dalam kampanye anti-narkoba saat dia mengatakan bahwa Filipina telah berubah menjadi "negara narkoba."
"Anda bisa pergi ke neraka, kalian semua!" kata Duterte mengatakan dalam sebuah pidato, merujuk kepada kelompok HAM, uskup dan pendeta Katolik yang mendesak diakhirinya pembunuhan tersebut.
"Saya tidak ingin warga Filipina berubah menjadi orang bodoh selama waktu masa pemerintahan saya. Anda bisa melakukannya kapan saja, tetapi tidak selama waktu saya, saat saya mengawasinya."
Sejak Duterte (72), menjabat sebagai Presiden Filipina pada tahun lalu, polisi melaporkan telah membunuh sekitar 4.000 orang dalam tindakan keras tersebut, demikian AFP.
Berita Lainnya
Presiden Filipina Rodrigo Duterte mundur dari politik
02 October 2021 16:59 WIB
Presiden Filipina Rodrigo Duterte bantah tuduhan pasokan medis dibeli terlalu mahal
03 September 2021 11:45 WIB
Protes kehadiran sampah, Filipina tarik diplomat dari Kanada
17 May 2019 11:46 WIB
"Penanganan Narkoba" Rodrigo Duterte Tuai Pujian Donald Trump
25 May 2017 12:00 WIB
Korsel perintahkan sopir truk yang mogok untuk kembali bekerja
08 December 2022 12:20 WIB
Pemuda di Pekanbaru ini nekad tantang polisi untuk menangkapnya
17 April 2024 14:10 WIB
Polisi turunkan 2.094 personel gabungan untuk mengamankan sidang lanjutan di MK
01 April 2024 13:32 WIB
710 polisi amankan TPS di Pekanbaru untuk Pemilu 2024
23 January 2024 12:56 WIB