Burung Serindit, Terbangkan Dua Sejoli Menggapai Rupiah

id burung serindit, terbangkan dua, sejoli menggapai rupiah

Burung Serindit, Terbangkan Dua Sejoli Menggapai Rupiah

Pekanbaru, (antarariau) - Bukan burung sembarang burung, serindit satu ini berhasil "menerbangkan" dua sejoli Masudi-Iwan Uwak menggapai rupiah hingga menjadi sang jutawan.

Ditemui di suatu malam, Kamis (20/9), dua pria bersahabat ini asyik disibukkan dengan kerumunan orang yang menghampirinya.

Masudi merupakan seorang pelatih voli asal Jawa Timur. Sementara Iwan Uwak juga berprofesi sama, namun berdomisili dan melatih voli di Ibu Kota Riau, Pekanbaru

Ketika itu, langit terlihat mendung tanpa hiasan bintang dan sinar rembulan. Udara juga kian terasa dingin setelah embun merintik hingga menyentuh bumi. Namun Masudi dan Iwan begitu menikmati suasana itu.

Kerumunan manusia melingkar di sekitar dua sejoli ini, berebut barang sejenis yang begitu diburu oleh berbagai kalangan.

Ketika itu, Masudi dan Iwan pun tampak begitu sibuk melayani pengunjung yang begitu padat di sekitar areal Stadion Utama Riau yang berlokasi persis pada kompleks Universitas Riau di Pekanbaru.

Lokasi ini ditunjuk sebagai tempat diselenggarakannya acara puncak penutupan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII/2012 yang dihadiri langsung oleh Wakil Presiden RI Boediono.

Stadion megah dengan arsitektur menawan yang baru saja selesai dibangun dengan nilai mencapai lebih Rp900 miliar itu diserbu oleh lebih 40 ribu jiwa pengunjung asal berbagai wilayah di nusantara.

Puluhan ribu pengunjung tersebut berbondong untuk menyaksikan acara spektakuler di sana, mulai dari pesta kembang api, pertunjukan tari dan seni budaya, hingga konser sejumlah artis dan penyanyi papan atas turut mengisi acara itu.

Namun si dua sejoli tidak begitu menikmati acara tersebut. Masudi dan Iwan terus saja disibukkan dengan aktivitas melayani sejumlah kalangan yang hendak membeli boneka burung serindit yang mereka pajang di dalam sebuah mobil Toyota Terios bernomor polisi BM 1897 TZ warna merah.

Bukan kebetulan, si "burung serindit" ternyata menjadi maskot pada PON XVIII di Riau.

"Kami telah merencanakan untuk menjual boneka burung serindit di Pekanbaru sejak lama. Jauh sebelum diselenggarakannya PON di Riau," kata Masudi.

Pria berkacamata yang juga mengenakan topi dan kostum biru bertuliskan Jawa Timur ini mengisahkan, bahwa usaha terencana itu muncul setelah dirinya tidak disertakan oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dalam kontingen cabang bola voli Jawa Timur pada PON kali ini.

"Padahal, empat orang anak didik saya turut serta pada cabang olahraga di PON Riau ini," katanya.

Hal demikian diakuinya sempat membuatnya kian frustrasi. "Saya sempat bingung mau ngapain selama beberapa bulan setelah keputusan itu dikeluarkan oleh KONI Jatim," katanya.

Sampai pada akhirnya, kata Masudi, dirinya teringat dengan seorang sahabat lama yang berkebetulan menetap di Ibu Kota Riau, Pekanbaru.

"Saya juga pelatih voli di Riau. Beberapa anak didik saya juga ikut ambil bagian bergabung di tim voli Riau pada PON sekarang," kata Iwan menyambut pernyataan sahabatnya.

Iwan ketika pertamakali mengetahui bahwa dirinya tidak dilibatkan dalam kepanitiaan kontingen voli Riau, juga sempat mengaku frustrasi.

"Tapi kondisi itu hanya sementara. Kami berdua kemudian berinisiatif tetap turut serta ambil bagian pada pelaksanaan PON di Riau. Namun dengan berjualan di sekitar arena pertandingan," katanya.

"Ide berjualan boneka burung serindit ini bertamakali muncul dari teman saya ini," ujar Iwan sambil merangkul pundak Masudi.

Keduanya tampak begitu akrab. Terlebih inisiatif berjualan boneka burung serindit di tiap lokasi arena pertandingan ternyata tak sia-sia.

Jutawan

"Burung serindit" berhasil mengantarkan keduanya meraih rupiah hingga menjadi sang jutawan.

Bayangkan saja, sebanyak 2.500 boneka serindit yang mereka bawa dari Jakarta ternyata laku keras bahkan menjadi barang yang paling diburu oleh kebanyakan warga.

Masudi mengaku telah tiba di Pekanbaru bersama ribuan boneka serindit sejak awal dimulainya pertandingan tiap cabang olahraga yang dipertandingkan dan diperlombakan saat PON XVIII.

"Awal-awalnya hanya terjual puluhan. Tapi lama kelamaan boneka ini semakin laku keras bahkan dalam sehari bisa terjual sekitar 400 hingga 500 boneka," katanya.

Terlebih, demikian Masudi, pada saat acara penutupan PON di Stadion Utama Riau. Momen acara tersebut benar-benar memberikan keuntungan berlimpah bagi dua sekawan ini.

Hanya dalam waktu kurang dari sepuluh jam, Masudi mengakui berhasil meraup omzet lebih dari Rp7 juta, setelah sekitar 750 boneka burung serindit yang dipajangnya malam itu ludes terjual.

"Setidaknya keuntungan berjualan ini dapat menyembuhkan kekecewaan kami setelah tidak disertakan ke dalam kontingen bola voli," katanya.