Burung Serindit Terus Diburu Tamu PON

id burung serindit, terus diburu, tamu pon

Pekanbaru, (antarariau) - Perajin gantungan kunci maskot PON XVIII 2012, burung serindit, "kebanjiran" pesanan karena cenderamata tersebut paling banyak dicari selama penyelenggaraan PON di Provinsi Riau.

"Permintaan sangat tinggi, sampai saya terpaksa menolak 'order' karena tak terkejar untuk pembuatannya," kata Nazrul, perajin cendera mata PON di Pekanbaru, Minggu.

Nazrul mulai membuat gantungan kunci burung serindit sejak bulan Mei lalu.

Permintaan gantungan kunci burung khas Riau membawa obor itu banyak berdatangan dari toko-toko penjual cenderamata di Pekanbaru.

"Dalam sehari saya bisa memproduksi 200 gantungan kunci, dan selalu habis dipesan," katanya.

Dalam pengerjaan gantungan kunci itu ia biasa dibantu oleh tiga asisten, salah satunya adalah anaknya sendiri dan sisanya merupakan siswa SMK.

Produk dari usaha mikro tersebut memiliki keunggulan dari hasilnya yang lebih halus dari segi detail karena dibuat secara manual dengan tangan.

"Selama beberapa bulan terakhir, omzet penjualan cenderamata PON relatif stabil di angka Rp10 juta," katanya.

Pemilik gerai oleh-oleh Cik Puan, Anto, mengatakan gantungan kunci maskot PON burung serindit, merupakan cenderamata yang paling laris dijual.

Dalam sepekan, ia mengatakan mampu menjual 80 buah gantungan kunci yang terbuat dari karet ini.

"Yang paling laris gantungan kunci logo PON burung serindit. Para pendatang membeli karena mereka banyak yang tidak tahu bagaimana rupa burung serindit yang menjadi logo PON Riau itu," katanya.

Harga satu gantungan kunci bisa mencapai Rp15 ribu.

Ia mengatakan, cenderamata PON lainnya yang ditawarkan adalah gantungan kunci berbentuk gedung perpustakaan daerah Soeman HS dan Istana Siak. Namun, ia mengatkaan penjualan gantungan kunci selain burung serindit tidak begitu laris.

Selain gantungan kunci, gerai yang berada di Jalan Sudirman, Pekanbaru, itu juga menjual berbagai cenderamata PON lainnya, seperti asbak rokok dari tembaga yang bergambar Istana Siak dan perpustakaan Soeman HS.

Pewarta :
Editor: Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2012

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.